"Saya juga baru tahu setelah viral ini, warga di sana tidak memberi tahu kami, pihak Puskesmas juga tidak ngasih tahu," ujar Syukur, Senin (17/1/2022).
Dia mengungkapkan, ibu hamil yang digotong tersebut memang tinggal di sebuah dusun terpencil yang cukup jauh dari ibukota kecamatan.
Kondisi akses menuju ke sana pun masih jalan tanah merah sehingga berlumpur dan licin bila diguyur hujan.
"Dia tinggal di rompok, dusun terpencil, kalau hujan kondisi jalannya memang licin, tapi cepat kering, kalau kering bisa lewat mobil," katanya.
Menurut Syukur, seandainya warga di dusun tersebut menghubungi kantor Camat Rawas Ilir, bisa saja dibantu diantar menggunakan mobil milik perusahaan.
Di sana, kata Syukur, banyak perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara dan tentu memiliki mobil double gardan.
Namun diakuinya di dusun terpencil itu kesulitan mencari jaringan seluler untuk menghubungi.
"Harusnya hubungi kami di kantor camat, kami bisa menghubungi perusahaan minta tolong mobilnya untuk mengantar."
"Di wilayah itu banyak perusahaan, perusahaan batubara, mereka kan ada mobil double gardan, bisa lewat, tapi ya sudah viral ini," kata Syukur.
Dia mengatakan, jalan yang masih tanah merah tersebut sudah sering diperbaiki di beberapa titik yang cukup parah agar bisa dilewati kendaraan.
"Tapi kalau dibandingkan dulu-dulu, jalan ini sudah lumayan, kalau kering bisa lewat, kebetulan ini habis hujan," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Ibu Hamil yang Digotong di Jalan Rusak Berduka, Bayinya Meninggal di Kandungan
(TribunSumsel.com/Rahmat Aizullah)