TRIBUNNEWS.COM - Gunung Anak Krakatau tercatat mengalami erupsi sejak Kamis (3/2/2022) sore dan Jumat (4/2/2022).
Erupsi kembali terjadi Sabtu (5/2/2022) pagi pukul 05.32 WIB.
Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1500 m di atas puncak.
Diketahui, Gunung Anak Krakatau memiliki ketinggian kurang lebih 1657 m di atas permukaan laut.
Dari erupsi tersebut, teramati munculnya asap berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal mengarah ke timur laut.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 58 mm dan durasi 282 detik.
Letusan sebelumnya terjadi pukul 03.54 WIB pagi ini.
Pengamatan visual erupsi Gunung Anak Krakatau tidak teramati.
Erupsi pertama hari ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 52 detik.
Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah
Baca juga: UPDATE Gunung Api Status Level 3 Siaga: Gunung Merapi Alami 48 kali Gempa Guguran
Menurut keterangan Kepala PVMBG, Andiani, Gunung Anak Krakatau memiliki riwayat kegempaan selama 16 Januari-4 Februari 2022.
Gunung Anak Krakatau sering mengalami gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan, yang mengindikasikan adanya intrusi magma dari bawah ke permukaan secara bertahap.
Andiani mengatakan peningkatan intrusi magmatik kemungkinan mulai terjadi sejak 20 Desember 2021, yang diindikasikan dengan adanya gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal dalam jumlah yang cukup signifikan.
Ia menerangkan pada Tribunnews, gempa tersebut sering terjadi seiring dengan energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) serta pola ungkitan dari pengukuran tiltmeter.
Pengamatan tersebut menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan relatif meningkat pada periode Januari-Februari 2022, yang disebabkan perubahan tekanan di permukaan yang berasosiasi dengan pergerakan fluida magma ke permukaan.
Data pemantauan secara visual dan instrumental mengindikasikan Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi.
Potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini dapat berupa lontaran lava pijar, material piroklastik maupun aliran lava.
Baca juga: PVMBG Sebut Gunung Anak Krakatau Masih Berpotensi Erupsi
22 Gunung Api Alami Peningkatan Aktivitas
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan daftar gunung api yang mengalami peningkatan aktivitas di atas normal.
Menurut keterangan dalam unggahan akun Twitter @PVMBG_, disebutkan ada empat gunung api di Indonesia yang berstatus Siaga atau lebel 3 dan 18 gunung api berstatus level 2 atau waspada.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, daftar gunung api berikut ini mulai memperlihatkan peningkatan aktivitas.
Gunung Api yang mengalami peningkatan aktivitas berpotensi terjadi erupsi.
Gunung Api dengan Peningkatan Aktivitas di Atas Normal:
Level 3 (Siaga):
1. Gunung Sinabung (Sumatera Utara);
2. Gunung Merapi (Jawa Tengah dan DIY);
3. Gunung Semeru (Jawa Timur);
4. Gunung Ile Lewotolok (Nusa Tenggara Timur).
Baca juga: Kemensos Data Anak Yatim Piatu Korban Erupsi Gunung Semeru
Level 2 (Waspada):
1. Gunung Marapi (Sumatera Barat);
2. Gunung Kerinci (Sumatera Barat & Jambi);
3. Gunung Dempo (Sumatera Selatan);
4. Gunung Anak Krakatau (Lampung);
5. Gunung Bromo (Jawa Timur);
6. Gunung Rinjani (NTB);
7. Gunung Sangeangapi (NTB);
8. Gunung Ile Werung (NTT);
9. Gunung Sirung (NTT);
10. Gunung Soputan (Sulawesi Utara);
11. Gunung Lokon (Sulawesi Utara);
12. Gunung Karangetang (Sulawesi Utara);
13. Gunung Awu (Sulawesi Utara);
14. Gunung Gamalama (Maluku Utara);
15. Gunung Gamkonora (Maluku Utara);
16. Gunung Ibu (Maluku Utara);
17. Gunung Gukono (Maluku Utara);
18. Gunung Banda Api (Maluku Utara).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)
Berita lain terkait Gunung Api