News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

bmkg

Bandara Ngurah Rai Rawan Tsunami, BMKG Siapkan Teknis Evakuasi Vertikal

Editor: cecep burdansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat Boeing 777 Garuda Indonesia di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Banadara ini dikelola oleh PT Angkasa Pura I

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Bandara I Gusti Ngurah Rai yang disebutkan rawan tersapu gelombang tsunami bukan isapan jempol belaka.

Kerawanan tersebut mengacu pada lokasi bandara yang terletak di bibir pantai serta berada 200 kilometer dari sumber Gempa Megathrust di selatan Bali.

"Bandara Ngurah Rai memang dari dulu terletak di daerah rawan tsunami karena letaknya yang persis berada di bibir pantai, dan gempa megathrust-nya di selatan Bali, sehingga bisa mencapai Bandara Ngurah Rai," kata Koordinator Bidang Observasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Dwi Hartanto saat dikonfirmasi Tribun Bali, Jumat (11/2).

Menyikapi hal itu, BBMKG wilayah III sudah berkoordinasi dengan pihak Bandara dan Pemerintah Provinsi Bali terkait potensi kerawanan tersebut.

"Kami sudah ada koordinasi dengan pihak bandara dan pemda terkait lokasi Bandara Ngurah Rai yang rawan tsunami," ujarnya.

BMKG juga telah memasang sistem penerima informasi gempa dan tsunami WRS New Generation di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai dan terintegrasi dengan Airport Operation Control Center (AOOC).

Disinggung mengenai wacana pemindahan bandara, Dwi menuturkan tidak ada larangan bandara berada di pesisir pantai, melainkan yang perlu diperhatikan ialah kesiapan sarana mitigasi.

"Tidak ada pak (wacana pemindahan bandara, Red). Bukan tidak boleh ada bandara di pesisir pantai, yang penting kita menyiapkan sarana mitigasinya, seperti jalur evakuasi, tempat evakuasi vertikal, saran diseminasinya," ujarnya.

Saat ini BMKG bersama stakeholder sedang mematangkan persiapan mitigasi.

"Ini BMKG dan bandara lagi menyiapkan mitigasinya, seperti sosialisasi, training online, penentuan jalur evakusi dan tempat evakuasi vertikal," jelasnya.

Dwi mengimbau masyarakat tidak perlu panik. Meskipun gempabumi tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi, namun dengan kesiapan sarana mitigasi dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan.

"Masyarakat tidak perlu panik, khusunya di wilayah bandara, karena gempa tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. Yang terpenting sekarang adalah melakukan mitigasi di lingkungan bandara. Contohnya adalah melaksanakan sosialisasi tentang potensi gempa dan tsunami di daerah bandara, sosialisasi info gempa gempabumi dan tsunami dari WRS new generatioan, peningkatan kapasitas masyarakat di lingkungan bandara dengan cara training online, table top exercice (ttx) dan pelaksanaan sekolah lapang gempabumi," katanya.

Pihak Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengakui adanya persiapan itu.

"Karena Bandara Ngurah Rai dekat pantai dan runway berbatasan langsung dengan laut tentunya potensi itu (gempa disusul tsunami) selalu ada. Dan tentunya tim BMKG telah menyiapkan langkah mitigasi mengantisipasi hal tersebut," ujar Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Taufan Yudhistira, Jumat.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini