News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

bmkg

Bandara Ngurah Rai Rawan Tsunami, BMKG Siapkan Teknis Evakuasi Vertikal

Editor: cecep burdansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat Boeing 777 Garuda Indonesia di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Banadara ini dikelola oleh PT Angkasa Pura I

Diakuinya bahwa kemarin-kemarin memang dari pihak BMKG yakni Kepala BMKG Dwikorita berkunjung ke Bandara Ngurah Rai, dan saat itu mereka memberikan serta memasang WRS New Generation atau sistem penerima informasi gempa bumi dan tsunami.

"Ketika mengklik link dari WRS itu kita bisa melihat data seluruh gempa bumi yang ada di Indonesia. Dan kita bisa melihat gempa bumi mana menimbulkan potensi tsunami. Aplikasi atau link itulah yang memang sudah disiapkan BMKG. Kami sudah mengintegrasikan WRS tersebut di AOCC untuk melihat informasi terkini gempa bumi," imbuhnya.

Sehingga ketika ada bencana gempa bumi dan dirasakan guncangannya di Bandara Ngurah Rai tentunya akan dilihat apakah gempa tersebut menimbulkan potensi tsunami atau tidak.

Jika gempa tersebut berpotensi tsunami, maka AOCC atau Airport Operation Control Center akan langsung menginformasikan peringatan dini tsunami kepada seluruh stakeholder Bandara dan pengguna jasa.

Pihaknya bersama stakeholder atau komunitas Bandara Ngurah Rai serta Komite FAL sudah memiliki mitigasi kebencanaan sendiri.

"Kami punya komite (FAL) yang akan menindaklanjuti jika terjadi bencana dan langsung mengaktifkan emergency operational center (EOC) di Bandara. EOC itu dulu pernah kita aktifkan saat bencana erupsi Gunung Agung. Sama halnya jika gempa terjadi di sana, kita akan lakukan koordinasi apakah dilakukan penutupan Bandara atau lain sebagainya," jelas Taufan.

Ia menambahkan, dalam EOC banyak komunitas Bandara yang tergabung di dalamnya mulai dari Otoritas Bandara Wilayah IV, TNI-POLRI, maskapai, BMKG, AirNav Indonesia Cabang Denpasar dan instansi terkait lainnya.

"Dari kami pengelola Bandara beserta seluruh stakeholder sudah memiliki langkah mitigasi. Dan pihak BMKG sudah memiliki program untuk simulasi mitigasi atau drill kebencanaan sendiri. Memang sampai saat ini belum ada simulasi, tapi kedepannya mungkin tim dari BMKG akan memberikan simulasi tersebut," katanya.

Andaikan terjadi gempa kemudian ada potensi tsunami, paling tidak seluruh pengguna jasa Bandara dan petugas diarahkan untuk segera menuju titik kumpul dengan posisi yang lebih tinggi dari daratan.

Disinggung apakah struktur bangunan dari Bandara Ngurah Rai tahan gempa atau tidak, Taufan menyampaikan dari beberapa kali ada gempa di Bali selatan tidak terlalu berdampak signifikan terhadap struktur bangunan.

"Apakah tahan gempa atau tidak, yang pasti ketika dulu terjadi gempa bumi itu tidak terlalu berdampak signifikan terhadap kondisi bangunan kami atau terminal kami. Mungkin struktur bangunan kuat menahan gempa," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita mengatakan, risiko Bandara Ngurah Rai tersapu tsunami membayangi lantaran bandara tersebut terletak tepat di bibir pantai.

“Jarak bandara dengan bibir pantai 0 meter dan ini sangat berpotensi besar tersapu tsunami jika sewaktu-waktu gempa besar melanda Bali,” ungkap Dwikorita seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (10/2).

Sebagai langkah antisipasi, hal pertama yang dilakukan BMKG yakni meningkatkan akurasi pemodelan terkait dengan bahaya tsunami.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini