Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela
TRIBUNNEWS.COM, TIMIKA - Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey meminta kepada bupati dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat untuk membangun komunikasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Tahun lalu Komnas HAM sudah mendorong agar para Bupati anggota DPRD harus berkomunikasi dengan KKB.
"Jadi sepanjang Bupati dan Anggota DPRD tidak bisa melakukan komunikasi maka kekerasan akan terus terjadi," kata
Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey kepada Tribun-Papua.com, Jumat (4/3/2022) di Kantor Pelayanan Polres Mimika, Jalan Agimuga.
Menurut Frits Ramandey, masalah Blok Wabu ini sudah menelan banyak korban.
Karena itu, Komnas HAM mendesak otoritas yang memiliki kewenangan agar mengeluarkan pernyataan terkait penyelesaian masalah ini.
"Lantaran kalau kita hitung-hitung, sudah puluhan orang meniggal, baik warga sipil maupun TNI-Polri tentang Blok Wabu ini," ujarnya.
Ia berharap, pemerintah daerah setempat segera membangun komunikasi, lantaran sangat penting, mengingat selama ini pendekatan terus dilakukan oleh semua pihak.
8 Karyawan Tewas Ditembak
Seperti diketahui, delapan karyawan Palapa Timur Telematika (PTT) tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (2/3/2022).
Delapan karyawan PTT tersebut tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) saat melakukan perbaikan Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan penyerangan tersebut diketahui ketika salah satu karyawan PTT menghubungi aparat via telepon pada Kamis (3/3/2022).
Baca juga: Sosok 2 Gembong Jenderal KKB Papua, Dalang Tewasnya 8 Karyawan PTT di Distrik Ilaga
"Penyerangan yang dilakukan oleh KKB terhadap karyawan Palaparing Timur Telematika (PTT) terjadi pada Rabu 2 Maret 2022 di Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel "CO 53M 756085 9585257" di Wilayah Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, namun baru diketahui hari ini (Kamis, 3/3/2022)," kata Kamal, Kamis.
Kamal menjelaskan, dari keterangan saksi NS, saat penyerangan oleh KKB dirinya tidak berada di Camp.