TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Kebijakan tanpa karantina dan penerapan visa on arrival (VoA) disambut baik oleh stakeholder pariwisata Bali.
Kebijakan penghapusan masa karantina untuk wisatawan mancanegara ini sudah diberikan oleh pemerintah pusat.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (DPD ASITA) Bali, Putu Winastra mengatakan zero karantina ini memang sudah diperjuangkan sejak pandemi mewabah di Bali.
"Tugas kita sekarang bagaimana mengawal agar aturan tidak berubah lagi. Kita mau aturan ini jauh lebih maju dan diperlonggar," jelasnya, Senin (7/3).
VoA ini baru tersedia untuk 23 negara dan ia berharap agar kedepannya lebih banyak negara lagi.
Kemudian dia berharap semua pihak dapat mengontrol prokes secara baik sehingga tidak ada lagi penyebaran baru.
Sekarang ketika berbicara wisatawan, menurutnya tidak sertamerta wisatawan akan langsung datang.
"Faktanya sudah semakin banyak airline internasional datang ke Bali. Ini menunjukkan bahwa minat wisatawan sudah ada untuk datang ke Bali," tambahnya.
Aturan zero karantin dan VOA ini adalah momentum yang menurutnya sangat tepat dan bagus untuk pasar Eropa yang akan melakukan liburan musim panas pada Juni, Juli Agustus, dan September.
Karena pola booking mereka untuk liburan musim panas sudah dimulai Maret dan April.
Jika pada Maret dan April tidak ada aturan jelas bisa saja mereka mengalihkan liburannya ke negara lain yang aturannya lebih jelas dan mudah. Jadi khusus Eropa mereka akan datang mulai Juni sampai September.
"Kemudian negara lain seperti Australia saya dengar sudah mau datang. Artinya dengan kemudahan-kemudahan ini akan memberikan peluang kepada calon-calon wisatawan yang akan berlibur ke Bali," imbuhnya.
Biasanya, turis Eropa akan membuat pesanan atau booking paket liburan mulai dari 3 sampai 6 bulan sebelum musim panas.
Jadi Maret dan April merupakan momen yang tepat untuk mereka booking. Ia pun sudah menerima bookingan dari wisatawan Eropa pada Juli dan Agustus. Bahkan yang dulunya belum jadi berangkat ke Bali mereka melakukan re-booking untuk ke Bali.
"Jumlahnya kira-kira sudah ada yang lumayan banyak booking. Bahkan teman-teman sudah holding ribuan client untuk datang ke Bali di musim panas," tutupnya.
Terkait penerbangan perdana Garuda Indonesia rute Sydney-Bali, Jumat (4/3), disambut baik seluruh stakeholder pariwisata Bali.
Garuda Indonesia tiba di Bali mengangkut 60 penumpang yang terdiri dari 47 warga negara asing (WNA) dan 13 warga negara Indonesia (WNI).
Ketua Bali Toursim Board, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, dengan penerbangan Sydney-Denpasar ini, ada harapan bagi pelaku pariwisata untuk menyambut wisman pada musim panas mendatang.
Dengan dibukanya penerbangan Sydney-Bali ini, kemungkinan reborn pariwisata Bali mencapai 20 persen. (sar)
Baca juga: Hadapi Lonjakan Kunjungan Wisman di Ngurah Rai, Bandara Siapkan 8 Konter VoA