Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Penangkapan terduga teroris yang dilakukan Densus 88 Antiteror Polri di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah menjadi sorotan.
Diketahui, terduga teroris yang ditembak mati tim Densus 88 tersebut merupakan seorang dokter.
Dokter berinisial S (54) tersebut ditembak tim Densus 88 karena melakukan perlawanan ketika hendak diamankan.
Dokter S diketahu merupakan alumni UNS.
Dekan Fakultas Kedokteran UNS Prof Dr Reviono dr SpP(K), membenarkan bila dokter S yang ditangkap Densus 88 merupakan alumni UNS.
Diketahui, Dokter S masuk menjadi mahasiswa S1 kedokteran UNS pada tahun 1986.
Baca juga: Lembaga Kemanusiaan yang Dipimpin Dokter Sunardi Diduga Terafiliasi Teroris Jamaah Islamiah
"Dia lulus program studi S1 tahun 1990, dan lulus profesi pada tahun 1994," katanya, Jumat (11/3/2022).
Selama di UNS, Dokter S hanya menempuh program S1 di Fakultas Kedokteran, dia tidak melanjutkan pendidikan sebagai spesialis di sana.
Menurut Reviono, dari data yang dia periksa baru mengetahui kapan dokter S masuk dan lulus dari UNS.
"Untuk alamat dan lainnya belum kami periksa," ujarnya.
Baca juga: Polisi Sebut Lembaga Kemanusiaan yang Dipimpin Dokter Sunardi Terafiliasi Teroris Jamaah Islamiah
Reviono menuturkan, mengetahui Dokter S dari Ikatan Keluarga Alumni FK UNS.
Selebihnya, dia tidak mengenal Dokter S lebih jauh.
Di organisasi alumni, Dokter S tidak begitu aktif, dan tidak menjadi pengurus.
"Saya kurang tahu, karena informasinya itu dari keluarga alumni Fakultas kedokteran UNS," ucapnya.
"Mereka mengatakan jika memang satu angkatan, orangnya baik, dan di tempat praktiknya diterima baik," tambahnya.
Baca juga: 5 FAKTA Dokter Terduga Teroris di Sukoharjo, Tewas Ditembak Densus 88, Sosoknya Diungkap Ketua RT
Terkait aktivitas soal politik atau mengikuti organisasi atau gerakan lainnya, Revino tidak tahu.
Terduga teroris yang berprofesi sebagai dokter umum itu, juga membuka praktik di rumahnya di Kelurahan Gayam, Kacamatan/kabupaten Sukoharjo.
Sementara itu, Ketua RT Bambang Pujiana Eka Warsono, dokter S memang membuka praktik di wilayahnya.
"Pekerjaannya yang saya tahu sampai saat ini dokter, kalau kelihatannya dokter umum," ujar Bambang, kepada TribunSolo.com.
Sepanjang membuka praktik medis, Bambang sendiri juga tak pernah menyaksikan praktik S ramai.
"Kalau saya lewat ya tidak ramai, sepi artinya tidak ada banyak pasien," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Riwayat Hidup Dokter S, Terduga Teroris yang Ditembak Mati Densus 88: S1 Kedokteran UNS, Lulus 1994