"Apalagi harganya ketika naik sangat jauh, terus pas turun sangat jauh. Susah jadinya saya jualan. Semoga saja bisa normal lagi seerti itu, apalagi ada informasi seorang warga meninggal saat rebutan minyak goreng," harapnya.
"Tumben loh seumur hidup dari ibu saya jualan harga minyak goreng seperti ini (naik turun). Ibu saya dari tahun 1980 jualan gak pernah kondisinya kayak gini. Tumben minyak goreng jadi primadona," tandasnya.
Kabag Ekonomi Setda Tabanan, Gusti Putu Ekayana mengatakan, pihaknya sudah turun bersama tim gabungan, seperti Dinas Perindag dan Polres Tabanan ke lapangan untuk mengecek langsung.
Dari pengecekan di sejumlah toko besar, harga yang diterapkan memang sudah harga terbaru atau harga setelah HET Rp 14.000 dicabut.
"Secara riil di lapangan, kami tim gabungan sudah turun dan menemukan harganya variasi. Di pengepul besar ada yang menjual Rp 14 ribu. Di toko berjejaring seperti Vista yang memiliki 10 cabang itu menjual Rp 22 ribu per liter," ungkapnya.
Menurutnya, faktor dari naik turunya harga minyak goreng disebabkan oleh orderan dari pengepulnya kepada distributor.
Artinya sempat tersendat. Sebab, sempat terjadi pengamprahan dengan harga lama, namun saat di perjalanan harganya berubah sehingga terjadi negosiasi lagi antara kedua belah pihak. Karena perkembangan harga memang selalu dinamis pada masa transisi itu.
Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra mengatakan, pihaknya telah memonitoring sejak beberapa hari lalu terkait ketersediaan minyak goreng baik curah maupun kemasan di Kabupaten Tabanan.
Pihaknya hanya menemukan, Rabu (16/3) lusa minyak goreng curah sempat mengalami gangguan distribusi dari kapalnya.
"Saya sudah turun langsung cek ke lapangan. Setiap hari kita cek itu ke semua toko yang ada di Tabanan terutama yang peengepul-pengepul itu. Sejauh ini masih mencukupi, tapi yang curah sempat langka karena distribusinya yang terganggu dari kapalnya. Jadi sempat terganggu Tapi sekarang sudah normal kok semua," jelas AKBP Nefli, Jumat.
Di Jembrana, stok minyak goreng di Pasar Umum Negara langka. Bahkan terbilang kosong untuk beberapa pedagang.
Kondisi ini sudah berlangsung selama beberapa hari, meskipun Pemerintah resmi menghentikan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng, Rabu.
Seorang pedagang, Putu Predika mengatakan, terkahir kali ia mendapat pasokan stok migor sepekan lalu, dan itu hanya dua atau tiga dus saja.
Terkait HET sendiri pihaknya juga sudah dihubungi oleh sales atau distributor bahwa migor bisa saja akan mahal.