Koordinasi dengan BKSDA
Kompol Maitertika pun mengungkapkan bila pihaknya sudah berkoordinsasi dengan BKSDA menyikapi peristiwa tersebut.
"Tim BKSDA sudah kita informasikan, mereka juga kabarnya sudah turun ke lokasi. Memang lokasi kejadian ini jaraknya cukup jauh, kalau dari Pinggir dalam kondisi tidak hujan lebih kurang tiga sampai empat jam," katanya.
Sementara saat ini hujan sempat turun di sekitaran lokasi. Tentu membuat akses jalan menjadi berlumpur dan butuh waktu lebih untuk sampai ke TKP.
Menurut dia, keberadaan BKSDA Riau di lokasi sangat diperlukan, agar mereka bisa mengambil tindakan cepat untuk mengamankan harimau tersebut.
"Kita khawatirkan kalau BKSDA tidak hadir di sana atau pihak Kehutanan tidak segera mengamankan hewan dilindungi ini, bisa saja hewan ini menjadi sasaran amukan warga yang mungkin dendam," ujarnya.
Karena menurut Kapolsek Pinggir berdasarkan informasi masyarakat setempat, kejadian konflik antara manusia dan hewan bukan sekali ini saja.
Sudah berulang beberapa kali berulang, bahkan masyarakat di sana sangat piawai mengenali bekas jejak hewan buas seperti harimau ini.
Dua ekor harimau
Tim BBKSDA Riau memperkirakan, Harimau Sumatera yang menerkam korban berjumlah 2 ekor.
Hal ini berdasarkan analisa jejak kaki yang ditemukan di sekitar titik penemuan jasad korban.
Tim juga akan memasang camera trap di sekitar lokasi untuk memantau keberadaan 'Kucing Belang Raksasa' itu.
"Kami menurunkan 9 personel dan akan dipasang 5 camera trap di sekitar lokasi penemuan," kata Plh Kepala Bidang BBKSDA Riau Wilayah II, Hartono.
Ia menguraikan, korban memang diduga kuat tewas akibat diterkam harimau.