"Pada saat petugas melihat saya, dia meneriaki saya 'kereta-kereta', pada saat itu saya sudah tidak bisa menyelamatkan diri, saya pasrah saja."
"Saya menengok ke kiri itu sudah bagian kepala kereta, saya kebanting, tangan dan sebagian muka saya sepertinya terkena pecahan kaca."
"Saya kemudian (mengatakan) Allahu Akbar, Allahu Akbar," kisahnya.
Beruntungnya, ia selamat dari kecelakaan tersebut dan berhasil keluar dari kaca depan.
"Tiba-tiba keretanya berhenti, saya pikir keretanya sudah lewat, begitu saya buka mata saya ternyata kaca depan sudah pecah, saya kemudian keluar melalui kaca depan," jelas Ahmad Yasin.
Mengenai kabar palang pintu sempat turun, Ahmad Yasin menampiknya.
"Tidak, tidak ada (palang pintuperlintasan kereta api) yang turun," tegas Ahmas Yasin.
Kendati demikian, korban kecelakaan KRL Commuterline relasi Bogor-Jakarta ini mengabarkan kondisinya dalam keadaan baik.
Baca juga: Mobil Rombongan Debu Kecelakaan dengan Truk hingga Tewaskan 2 Orang, Supir Truk Melarikan Diri?
Dalam insiden kecelakaan ini, Ahmas Yasin berharap masyarakat lebih waspada lagi, terutama ketika melintasi pintu perlintasan kereta api manual.
"Kita ambil hikmahnya, ya walaupun di pintu perlintasan itu ada petugas yang stay, kita tetap harus waspada melihat kiri dan kanan."
"Oleh karenanya saya meminta permohonan maaf dan terima kasih kepada masyarakat."
"Saya mengabarkan dalam kondisi baik dan selamat."
"Walaupun jika dilihat dari kondisi mobilnya, itu saya tidak akan selamat, tapi saya bersyukur Allah memberikan mukjizatnya sehingga saya masih bisa beraktivitas, diberikan kesehatan, dan umur panjang," lanjut Ahmad Yasin.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)