TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Titi pingsan berkali-kali begitu mengetahui anaknya Fairuz Aditya Maulana (19) tewas dalam kecelakaan maut, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (24/4/2022) malam.
Mobil Honda Brio yang ditumpanginya tertabrak kereta api di perlintasan kereta tanpa palang pintu.
Tubuh perempuan berjaket warna cokelat itu langsung ambruk setibanya di aspal jalan, tepat depan teras kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Tangisnya pecah, apalagi saat anaknya yang lain memberitahukan nasib Fairuz yang dipastikan tewas dalam insiden tabrakan maut tersebut. Tubuh Titik lemas, seperti tidak lagi ada tenaga untuk bangkit.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Caringin Bogor, Satu Orang Tewas di Lokasi Kejadian
Setelah beberapa saat, ibu dan anak itu saling berpelukan meluapkan perasaan duka mendalam.
Beberapa kerabat dan teman sepermainan Fairuz yang tiba di sana, berusaha membopong tubuh Titik ke area yang lebih luas, di atas pijakan teras kamar mayat untuk ditenangkan.
Namun saking terpukulnya, Titik malah ambruk. Ia pingsan, dan membuat orang-orang di sekelilingnya khawatir.
Setelah diberikan penawarnya, sejumput wewangian dari cairan penyegar yang dibawa salah seorang teman yang berada di sana, Titik akhirnya siuman.
Ia lebih tenang, tapi tubuhnya lemas. Pandangan matanya seperti kosong, mulutnya beberapa kali menyebut nama anaknya yang telah tiada.
Baca juga: Polres Karanganyar Siapkan Satgas Ganjal Ban Saat Libur Lebaran: Antisipasi Kecelakaan di Tanjakan
Perasaan terpukul juga dialami oleh adik Fairuz, Chelsea. Perempuan berambut pendek itu, malah tak henti-hentinya memanggil nama sang kakak yang telah tiada berkali-kali.
"(Pingsan) Ibunya korban, Titik, kalau adiknya Chelsea," ujar teman dekat Fairuz, bernama Rafli saat ditemui TribunJatim.com di lokasi, Senin (25/4/2022) dini hari.
Titik kemudian diperkenankan untuk masuk ke dalam kamar mayat. Namun tangisannya makin keras, suaranya terdengar melengking hingga keluar ruangan kamar mayat.
Setelah ditenangkan dengan membawanya ke luar dari ruangan untuk membiarkan jenazah anaknya diurus tim medis, Titik kembali ambruk dan pingsan untuk yang kedua kali.
Rafli mengatakan, Fairuz dan korban kecelakaan lainnya bernama Zidan Ibrahim (19) warga Bendul Merisi, Wonocolo, Surabaya, adalah teman sepermainan sejak kecil.
Baca juga: KAI Bakal Tuntut Pengemudi Mobil yang Terlibat Kecelakaan KRL di Daerah Citayam
Ia tak menyangka kedua kawannya itu, akan meninggal dengan cara tragis dalam kecelakaan tersebut.
Sama sekali dirinya tidak mendapati adanya firasat ataupun pertanda keanehan dari perilaku kedua kawannya itu, beberapa waktu sebelum kejadian.
Bahkan pada Sabtu (23/4/2022), dirinya baru saja nongkrong dengan keduanya seperti biasa, tanpa keanehan apapun dari perilaku mereka.
"Saya enggak menyangka aja. Teman masa kecil saya," pungkasnya.
Sebelumnya, identitas tiga korban tewas dalam kecelakaan Honda Brio tertabrak kereta api di perlintasan tanpa palang pintu, Jalan Kebonsari Manunggal, Kebonsari, Jambangan, Surabaya, Minggu (24/4/2022) malam terungkap.
Mereka bernama Abid Bahrani (19) warga Jalan Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pengemudi mobil bernopol L-1120-QC.
Kemudian, Zidan Ibrahim (19) warga Bendul Merisi, Wonocolo, Surabaya, sebagai pemilik mobil berwarna merah tersebut. Dan, Fairuz Aditya Maulana (19), warga Margorejo, Wonocolo, sebagai penumpang.
Penulis: Luhur Pambudi
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Ibu di Surabaya Menangis Histeris, Anaknya Tewas dalam Insiden Honda Brio Vs Kereta, Pingsan 2 Kali