News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tanggul Laut Semarang Jebol

Dampak Banjir Rob Semarang: Kegiatan Ekspor Impor Terhenti hingga Ribuan Kendaraan Terendam Air

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah karyawan di kawasan industri Pelabuhan Tanjungmas menuntun sepeda motor di tengah air rob, Senin (23/5/2022). Dalam artikel mengulas tentang dampak banjir rob yang melanda pesisir utara Kota Semarang.

Namun, ternyata air masih tinggi, sehingga kendaraan-kendaraan tersebut masih berada di lokasi banjir, sebagaimana dilansir TribunJogja.com.

"Ini sekitar 10.000 dan bisa lebih (kendaraan)," jelasnya saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Selasa (24/5/2022).

Diketahui, banjir rob dengan ketinggian hingga 1,5 meter melanda kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang Utara, Senin (23/5/2022).

Wilayah yang terdampak di Semarang adalah Tambaklorok, Bandarharjo, Trimulyo, dan area Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Selain air pasang tinggi, jebolnya tanggul laut Tambak Mulyo di Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang juga disebut menjadi penyebab genangan air semakin tinggi.

Barang yang hendak dikirim melalui layanan kepabean di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terendam air banjir rob. (Tribun Jateng)

Ruang Kelas SMK Negeri 1 Sayung Demak Terendam Air Rob

Dikutip dari TribunBanyumas.com, kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 1 Sayung, Demak kembali dilakukan secara daring.

Pasalnya, sekolah di Jalan Raya Semarang-Demak KM 14 ini terendam banjir rob sejak Senin (23/5/2022).

Kepala SMK Negeri 1 Sayung, Santoso, mengungkapkan genangan air menutupi halaman sekolah dan ruang kelas, termasuk kantor guru, berkisar antara 20-50 cm.

"Pembelajaran kami laksanakan secara daring karena akses dan kelas, tertutup air sehingga tidak dapat digunakan untuk proses pembelajaran," katanya, Rabu (25/5/2022).

Ia menyebut, selama proses pembelajaran daring, pihaknya berusaha mengeluarkan rob dari lingkungan sekolah, menggunakan pompa air.

Meski begitu, langkah ini akan membutuhkan waktu lantaran posisi sekolah ada di dataran lebih rendah.

"Solusi jangka pendeknya ya dengan pompa air. Kami butuh pompa yang cukup besar," ucapnya.

Menurut Santoso, rob pertama kali melanda SMK Negeri 1 Sayung pada tahun 2018 lalu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini