Keduanya Reyhan (10) dan Imam (7) di Banten, kurang lebih setahun tidak bertemu orang tuanya di Lampung.
Selama kurun waktu itu, Reyhan dan Imam berada di Pondok Pesantren El Rabani Rangkas Bitung, Serang, Banten.
Orang tuanya tinggal di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Mereka tidak kuasa menahan rindu, sehingga kabur dari Pondok Pesantren.
Dua bocah ini melakukan perjalanan menggunakan kereta api, kemudian naik kapal penyeberangan Merak Bakauheni.
Keduanya hanya memegang uang Rp 6000.
Hingga kedua anak ini ditemukan kebingungan di kapal penyeberangan Merak Bakauheni. Yakni di KMP Nusantara.
Beruntung awak kapal langsung mengantar keduanya ke KSKP Bakauheni.
"Pada 28 Mei 2022 datang ke polsek KSKP Bakauheni Pak Andi, dari KMP Nusantara. Dia membawa dua orang anak laki-laki, bernama Reyhan (10) dan juga Imam (7)," kata Kepala KSKP Bakauheni AKP Ridho Rafika, Minggu (29/5/2022).
"Setelah ditanya-tanya memang kedua anak ini, si Imam dan si Reyhan, ini posisinya di atas kapal, itu juga sedang kebingungan," imbunya.
Dilanjutkan Ridho, kedua bocah tersebut telah diantarkan ke rumahnya di Perumahan Bougenvil, Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan.
Kedua bocah tersebut diantar pulang oleh Bripda Putra Souka Satria dan Bripka Rio Kusbiantoro dari KSKP Bakauheni, sekitar pukul 13.00 WIB.
Kedatangan dua bocah tersebut disambut tangis dan haru oleh tetangga dan juga keluarga.
Kabur Naik Kereta dan Kapal
Bripda Putra Souka Satria mengatakan, ketika kabur dari ponpes kedua bocah tersebut hanya memegang uang Rp 6.000.
"Pas kita tanya-tanya pas pergi dari sana mereka megang duit apa nggak. Katanya pegang. Cuma Rp 6 ribu," kata Souka, Minggu (29/5/2022)
"Ketika ditanya mereka ngomong sempat naik kereta. Sampai tahu harganya, Rp 3 ribu per orang. Terus sempat naik kapal juga. Untungnya pihak kapal sadar, dan langsung membawa mereka ke kantor. Jadi mereka nggak bayar," jelasnya.
Souka mengatakan kedua bocah tersebut rajin.
"Mereka ini baik-baik dan rajin juga loh. Jadi selama di kantor mereka itu bersih-bersih mushola. Salad juga tepat waktu. Kita sediakan tempat tidur yang layak, ada kasur dan ac mereka memilih tidur di dalam mushola beralaskan karpet aja," katanya.
Nenek Dua Bocah yang Kabur dari Pesantren Kaget
Nenek korban Ning Surhani mengatakan dirinya kaget ketika mendapat kabar bahwa cucungnya berada di kantor polisi.
"Jujur saya nggak tau. Karena dihubungi pihak kepolisian makanya saya tahu. Mereka menjelaskan atas nama ini dan ini apakah benar cucungnya. Benar. memang cucung nenek. Cucung ke 4 dan 5," katanya
Lalu ketika ditanya apa alasan kedua bocah tersebut di Banten, Ning menjawab kedua cucungnya sedang mondok.
Baca juga: Anak di Konawe Jadi Korban Pelecehan Seksual, Modus Diberi Uang untuk Perbaiki HP Rusak
"Mereka ke sana (banten) untuk mondok. Karena disuruh orang tuanya. Kurang lebih sudah setahun," katanya
"Mereka sempat pulang selama dua minggu terus diantar ke sana lagi," ujarnya.
Ning mengaku senang akhirnya bisa bertemu dengan cucungnya lagi
"Seneng. Karena kalau mereka hilang, gimana perasaan nenek ya. Pasti sedih. Alhamdulilah mereka bisa sampai di sini. Saya juga berterimakasih kepada pihak kepolisian yang telah mengatarkan cucung saya. Terutama dari KSKP Bakauheni," katanya. (tribun network/thf/TribunLampung.com)