Orang-orang saat itu, menganggap Da'im gila.
Mereka menilai buah pinang tidak ada nilai ekonomisnya.
Sebab, saat itu harga buah pinang lebih murah ketimbang beras.
Tapi cemooh orang-orang hanya dianggap Da'im sebagai omong kosong belaka.
Sebab, dia sudah membuktikan pohon pinang adalah tanaman yang paling cocok tumbuh di Lemongan.
Lebih kuat dari gangguan hama binatang dan juga akarnya bisa menyimpan banyak cadangan air, sehingga bisa mengatasi penyebab kebakaran hutan.
Lagi pula, niat awal Da'im bukanlah mencari keuntungan materi.
Tapi menyelamatkan hutan dari kondisi kritis.
Tahun demi tahun, Da'im terus konsisten menebar bibit.
Baca juga: Viral Ketahuan Asyik Ngonten, Pemuda Ini Tak Tahu Direkam sang Kakak, Tertawa saat Sadar
Baca juga: Cerita Pilu Bocah SD di Binjai, Tewas Diduga Dianiaya 6 Teman, Ibu Korban juga Ngaku Diancam Kepsek
5. Kini membuahkan hasil
Tak terasa 12 tahun kemudian, sudah 10 ribu pohon pinang tertanam di lereng gunung.
Rata-rata Tinggi pohon sudah sekitar 7 meteran.
Sekali panen, Da'im bisa mendapat buah pinang sebanyak 8 ton.
Yang menakjubkan, sekarang harga buah pinang per kilogram di tengkulak tembus Rp11 ribu.
Ini lebih mahal ketimbang beras.
"Nah sekarang mulai banyak yang ikut-ikutan tanam pinang," ujarnya seraya tertawa.
6. Dua kali dapat kalpataru
Belasan tahun mondar-mandir hutan, rupanya kebiasaan Da'im juga dilirik oleh Dinas Lingkungan Hidup Lumajang.
Dia dianggap sebagai sosok perintis konservasi Gunung Lemongan.
Karena inilah, tahun 2021, bapak tiga anak itu menerima penghargaan piagam Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Ditambah lagi, tahun ini dia mendapat penghargaan yang sama dari Presiden Joko Widodo.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul SOSOK Da'im Warga Lumajang yang Dapat Kalpataru dari Presiden Jokowi, Dulu Dianggap Gila Karena ini
(Surya.co.id/Putra Dewangga/Tony Hermawan)