Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA -- Keberadaan Siti Munawaroh (30) kini masih menjadi misteri.
Guru SD Negeri Sayang Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat ini adalah salah satu penumpang bus yang masuk jurang di Jalan Raya Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (26/6/2022) malam.
Namun tim SAR dari aparat dibantu warga setempat hingga Minggu malam belum juga menemukannya, saat pencarian dihentikan sementara.
Bus pariwisata Citra Trans Utama B 7701 TGA tersebut membawa 59 penumpang keluarga guru SD Negeri Sayang yang hendak berwisata ke Pangandaran dan mengalami kecelakaan maut di Tasikmalaya.
Upaya pencarian bu guru Siti yang dilakukan aparat kepolisian, TNI, BPBD, Basarnas serta Tagana sejak Minggu pagi di lokasi musibah belum membawa hasil.
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Aszhari Kurniawan, memutuskan upaya pencarian bu guru Siti dihentikan sementara Minggu malam dan dilanjutkan Senin (27/6) dimulai pukul 08.00.
Baca juga: Penampakan Bangkai Bus yang Alami Kecelakaan di Rajapolah Tasikmalaya
"Upaya pencarian besok dimulai pukul 08.00 dengan memperluas area pencarian," kata Aszhari.
Lokasi pencarian selama ini dilakukan di dasar jurang persis titik jatuhnya bus yang di bawahnya ada aliran sungai, betulan Cireundeu, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya.
Tiga penumpang meninggal dalam musibah itu.
Yakni sepasang suami istri, Esih (59) guru SD Sayang serta suaminya, Olih (65), pensiunan anggota Brimob Polda Jabar.
Seorang lagi, Cepi (30), kondektur bus.
Belakangan saat dilakukan inventarisasi jumlah penumpang, diketahui ternyata Siti Munawaroh tak diketahui keberadaannya.
Kapala Pelaksana BPBS Sumedang, Atang, yang sejak musibah terjadi selalu berada di lokasi, menyatakan upaya pencarian Siti akan terus dilakukan.
Baca juga: Sempat Alami Kecelakaan, Rombongan Calon Jemaah Haji Merangin Dipastikan Tetap Berangkat ke Mekkah
"Tahap pertama mungkin dilakukan pencarian sampai tujuh hari. Tapi mudah-mudahan bisa segera ditemukan," ujar Atang.
Ternyata masih ada 1 orang korban kecelakaan maut bus masuk jurang di Jalan Raya Rajapolah-Tasikmalaya yang menghilang.
Satu korban kecelakaan maut di Tasikmalaya itu menghilang dan hingga kini belum diketahui nasibnya.
Korban yang belum diketahui keberadaannya itu adalah seorang ibu-ibu bernama Siti.
Bus nahas tersebut membawa 59 penumpang.
Mereka keluarga guru SDN Sayang, Kecamatan Jatinangor, Sumedang, yang hendak berwisata ke Pangandaran.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sumedang, Atang Sutarno, menyebutkan, satu penumpang lagi belum diketahui keberadaannya.
Baca juga: Kecelakaan Bus Masuk Jurang di Tasikmalaya, Pengamat: Polisi Harus Periksa Manajemen Kerja Operator
Hal itu diketahui setelah BPBD melakukan inventarisasi data penumpang.
"Seorang lagi atas nama Ibu Siti belum diketahui nasibnya," kata Atang saat ditemui di lokasi musibah, di Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu sore.
Atang bersama sejumlah anggotanya ikut membantu proses pencarian di sekitar bus jatuh, setelah bangkai bus diangkat ke jalan.
"Keberadaan Ibu Siti ini masih teka-teki. Petugas kami sudah menyusuri sungai serta di lokasi bekas bus jatuh, tapi belum membawa hasil," ujar Atang.
Hingga tadi malam upaya pencarian korban masih terus dilakukan dengan menggunakan sejumlah lampu sorot.
"Jumlah korban meninggal yang sudah pasti adalah tiga orang. Yakni guru dan suaminya serta kondektur bus. Jasad ketiganya sudah diserahkan ke keluarga masing-masing," ujar Atang.
Proses evakuasi belum selesai. Petugas masih berupaya mengangkat atap bus menggunakan truk derek serta sejumlah jok bus dari jurang.
Bus Rombongan Guru
Kondisi SD Negeri Sayang di Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Sabtu (25/6/2022) siang tampak sepi.
Beberapa orang terlihat di halaman SD Negeri Sayang.
Mereka berbincang tentang kabar duka dari Tasikmalaya.
Baca juga: Pengakuan Sopir Bus yang Alami Kecelakaan Maut di Tasikmalaya, Akui Tertidur Beberapa Detik
Bus rombongan guru-guru SD tersebut terperosok ke jurang dan menimbulkan korban jiwa dan luka.
Bus terperosok dini hari tadi.
Sumaryadi (55) guru olahraga SDN Sayang mengatakan para guru berangkat pukul 22.00 atau 23.00 dari sekolah.
Para guru yang membawa serta keluarga mereka itu hendak berwisata ke pantai Pangandaran.
"Kabar pertama datang kepada kami pukul 03.00, subuh tadi," kata Sumaryadi.
Dia mengatakan menurut laporan terkini yang diterima pihaknya, korban meninggal bertambah seorang sehingga total empat orang.
Sisanya, dari sekitar 59 orang penumpang, mengalami luka ringan hingga berat.
"Tidak ada agenda apapun, itu rombongan berangkat wisata saja. Saya batal ikut karena harus menunggu istri yang sedang sakit," katanya.
Para guru berwisata untuk mengisi waktu liburan setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) selesai.
Para siswa pun sudah libur kenaikan kelas.
"Saya kebetulan enggak ikut karena istri saya sakit," katanya.
Sopir Akui Mengantuk
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Aszhari Kurniawan, mengatakan penyebab kecelakaan bus pariwisata di Jalan Raya Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, akibat sopir mengantuk.
Hal itu sesuai dengan pengakuan Dedi Kurnia, sopir bus Citra Trans Utama B 7701 TGA yang mengalami kejadian nahas.
Dedi hanya menderita luka ringan meski bus yang dikemudikannya terjun ke jurang dengan posisi telentang di betulan Cirende, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (25/6/2022) dini hari sekitar pukul 01.00.
"Menurut pengakuan sopir, penyebab musibah kecelakaan bus pariwisata ini akibat ia mengantuk," kata Kapolres, di lokasi musibah.
Beberapa saat sebelum tiba di lokasi musibah di mana jalan agak lurus dan menurun, Dedi mengaku ngalenyap (tertidur beberapa detik) hingga membuat bus oleng ke kiri dan kemudian masuk jurang sedalam 10 meter yang di bawahnya terdapat sungai.
Dedi sendiri masih dalam perawatan sehingga belum bisa diperiksa lebih lanjut.
Sementara Cepi (30), kondektur bus, tewas di lokasi kejadian bersama dua penumpang lainnya yang juga tewas.
Seperti diketahui, bus nahas tersebut membawa rombongan dari SD Sayang, Cikeruh, Jatinangor, Sumedang, yang hendak berwisata ke Pangandaran.
Sopir Mengantuk
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Aszhari Kurniawan, mengatakan penyebab kecelakaan bus pariwisata di Jalan Raya Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, akibat sopir mengantuk.
Hal itu sesuai dengan pengakuan Dedi Kurnia, sopir bus Citra Trans Utama B 7701 TGA yang mengalami kejadian nahas.
Dedi hanya menderita luka ringan meski bus yang dikemudikannya terjun ke jurang dengan posisi telentang di betulan Cirende, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (25/6/2022) dini hari sekitar pukul 01.00.
"Menurut pengakuan sopir, penyebab musibah kecelakaan bus pariwisata ini akibat ia mengantuk," kata Kapolres, di lokasi musibah.
Beberapa saat sebelum tiba di lokasi musibah di mana jalan agak lurus dan menurun, Dedi mengaku ngalenyap (tertidur beberapa detik) hingga membuat bus oleng ke kiri dan kemudian masuk jurang sedalam 10 meter yang di bawahnya terdapat sungai.
Dedi sendiri masih dalam perawatan sehingga belum bisa diperiksa lebih lanjut.
Sementara Cepi (30), kondektur bus, tewas di lokasi kejadian bersama dua penumpang lainnya yang juga tewas.
Seperti diketahui, bus nahas tersebut membawa rombongan dari SD Sayang, Cikeruh, Jatinangor, Sumedang, yang hendak berwisata ke Pangandaran.
Bus membawa sekitar 59 penumpang.
Namun setiba di betulan Cirende, bus oleng ke kiri dan masuk jurang dengan posisi bus telentang.