"Dia kembali merantau tujuh tahun lalu. Lima bulan terakhir dia jaga kios milik orang Batak," terang Yosep.
Yosep menuturkan, pihaknya mengetahui kabar tewasnya Yohanes setelah menerima telepon beberapa jam setelah aksi brutal KKB pada Sabtu 16 Juli 2022 pagi dari salah seorang keluarga yang merantau di Papua.
Keluarga langsung berduka setelah mendengar informasi bahwa Yohanes tewas tertembak dengan beberapa luka tembak pada bagian dada dan kaki.
"Dia awalnya kena tembak di bagian kaki. Sempat berusaha lari tapi mereka tembak lagi sampai tewas," ujarnya, sesuai informasi yang pihaknya terima dari kerabat di Papua.
Pantauan TRIBUNFLORES.COM, di rumah duka di Bangka Ajang, keluarga besar dan warga kampung Bangka Ajang sudah memadati rumah duka sejak Sabtu 16 Juli 2022 siang.
Pihak keluarga sudah menyiapkan tenda depan rumah dan tempat semayam Jenazah Yohanes.
Jenazah korban akan ditempatkan di luar rumah, seturut tradisi adat Manggarai, sebab kematian Yohanes tergolong kematian yang tidak wajar (Dara ta'a).
Baca juga: Eks Ketua MK Hamdan Zoelva Soroti Aksi KKB di Nduga: Murni Kejahatan Terorisme Terhadap Warga Papua
Saat ini jenazah Yohanes sedang dalam perjalanan dari Papua menuju Makassar lalu akan transit di Surabaya kemudian menuju Bandar Udara Internasional Komodo, Manggarai Barat.
Diberitakan sebelumnya, 10 orang warga sipil tewas akibat ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Sabtu (16/7/2022).
Menurut keterangan Ketua Paguyuban Flobamora di Kota Jayapura, Feriyanto Laga Rawa, dari 10 korban itu, dua korban asal Kabupaten Ngada dan seorang asal Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Provinsi NTT dikabarkan meninggal dunia.
Mereka adalah Yohanes Rangkas (26) dari Manggarai serta Hubertus Goti (41) dan Yulius Watu (23), keduanya dari Kabupaten Ngada.
Mereka semua berprofesi sebagai buruh.
"Mereka selama ini bekerja sebagai pekerja buruh atau juga swasta," ungkapnya.
Feri mengatakan telah berkoordinasi dengan Polda Jayapura terkait upaya pemulangan ketiga jenazah ke kampung halamannya.