“Jawabannya bohong itu. Di ruang BK ada CCTV lho, baru diminta ORI dan dinas,” kata Yuliani kepada Tribunjogja.com, Senin (1/8/2022).
Yuliani mengatakan, sejak awal, Agung memang tidak pernah mengaku terkait tuduhan pemaksaan penggunaan jilbab untuk siswa putri.
Akan tetapi, dari fakta yang terkumpul oleh timnya, bagaimana tidak ada pemaksaan jika nyatanya semua Jilbab yang digunakan siswa memiliki logo SMAN 1 Banguntapan.
Hingga kini, dirinya juga masih mendampingi siswa tersebut.
Baca juga: Tips Merawat Hijab Agar Lebih Awet, Perhatikan Cara Mencuci hingga Menyimpan dalam Lemari
Pihaknya selalu berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Yogyakarta untuk melakukan pendampingan secara psikologis.
“Ya, sejak hari pertama itu, kami sudah gandeng KPAI Kota Yogyakarta dan Ombudsman RI DIY. Kami juga sudah lapor dinas,” tuturnya.
Kabar terbaru terkait siswa tersebut, kondisinya kini mulai pulih. Yuliani pun setiap hari berkomunikasi dengan anak itu.
Penulis: Ardhike Indah
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kasus Dugaan Pemaksaan Berjilbab di SMAN 1 Banguntapan Bantul, Pendamping: Kepala Sekolah Bohong