Setelah itu, namanya berubah menjadi Persaudaraan Setia Hati 'Pemuda Sport Club' dan dalam kongres pertama di Madiun, pada 1948, organisasi ini berubah menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).
Pergantian nama ini tak lepas dari kiprah PSHT itu sendiri di kala masa sebelum era kemerdekaan.
Dilansir laman shterete.or.id, Ki Hadjar Hardjo Oetomo sang pendiri merupakan seorang yang berani melawan tentara Belanda.
Ia bersama teman-temannya kerap melakukan perhadaran, pelemparan dan perusakan terhadap kereta api yang lewat membawa tentara Belanda atau mengangkut perbekalan militer.
Atas aksi itu, Hardjo Oetomo akhirnya ditangkap dan dipenjara di Cipinang.
Tak sampai disitu, ia di kemudian hari juga dipindahkan ke Padang, Sumatera Barat sampai 15 tahun lamanya.
SH PSC kemudian dibubarkan Belanda karena terdapat nama dengan kata Pencak.
Setelah itu, kata Pencak diganti menjadi 'Pemuda' yang dimaksudkan untuk mengelabui Belanda agar tidak dibubarkan.
Tahun 1942, atas usul saudara SH PSC Soeratno Soerengpati tokoh pergerakan Indonesia Muda, nama SH Pemuda Sport Club diubah menjadi Setia Hati Terate.
Pada waktu itu SH Terate bersifat perguruan tanpa organisasi dan baru pada 1948, dalam sebuah kongres di Madiun, berubah bentuk menjadi sebuah organisasi dan bernama Persaudaraan Setia Hati Terate atau PSHT.
Baca juga: MA Kabulkan PK yang Diajukan Muhammad Taufiq soal Badan Hukum PSHT
Menjadi Warga Setia Hati Terate
Untuk menjadi saudara pada Persaudaraan Setia Hati “Terate”, seseorang harus terlebih dahulu mengikuti pencak silat dasar.
Dalam hal ini akan diperoleh urutan sabtu yang dimulai dari sabuk hitam, merah muda, hijau dan putih kecil.
Pada tahap ini seseorang tersebut disebut sebagai siswa atau calon saudara.