Sementara itu, Goura Victoria Pattiselano membeberkan, produk Barapen yang dibawa ke Malaysia merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya.
Saat kelimanya, untuk pertama kali mempresentasikan proses ilmiah dari tradisi bakar batu, di hadapan utusan 23 negara pada World Science Environment and Engineering Competition (WSEEC), 18 Juli lalu di kampus Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta.
Baca juga: Perguruan Tinggi Miliki Peran Penting Dalam Pengembangan dan Penelitian di Sektor UKM
Berkat kepiawaian para peneliti muda Papua Barat dalam melakukan riset dan menjelaskan proses fisika dan biologi saat Barapen, kelimanya berhasil membawa pulang medali emas kategori life science serta Macedonia Special Award.
Binaan Yayasan Terang Papua
Kelimanya sepakat bahwa mereka tak bisa unjuk gigi di kancah internasional, jika tidak disokong Yayasan Terang Papua.
Melalui yayasan tersebut, mereka diperkenalkan oleh seorang guru asal SMAN 21 Surabaya, Budi Santoso, yang pada akhirnya setia membimbing mereka selama penelitian.
"Banyak orang lihat siswa dari Papua Barat itu hanya sebelah mata. Tapi kalau tong (kita) dibina secara tepat, kitorang (kita) juga bisa," tutup Petrus Gyantfranco Christian Saiba.
Penulis: Kresensia Kurniawati Mala Pasa
Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul Cerita 5 Pelajar Papua Barat, Raih Emas Sains Internasional Malaysia karena Tradisi Barapen