TRIBUNNEWS.COM - Kecamatan Cugenang disebut menjadi wilayah yang paling parah terdampak imbas gempa berkekuatan megnitudo (M) 5.6 di wilayah Cianjur, Jawa Barat.
Akses jalan menuju Cugenang banyak yang tertutup material longsor imbas gempa yang terjadi Senin, (21/11/2022) siang.
Sehingga, proses evakuasi dan penyaluran bantuan di wilayah Cugenang mengalami kendala.
Rizal Rifai (38) relawan pegiat alam bebas Yosbray Cianjur mengatakan hingga kini wilayah Kecamatan Cugenang masih terisolir.
Distribusi bantuan ke titik-titik terdampak gempa bumi Cianjur di wilayah terisolir Kecamatan Cugenang masih sangat minim.
Baca juga: Di Bawah Reruntuhan Rumah, Ibu Hamil 5 Bulan di Cugenang Terdengar Lirih Minta Pertolongan
"Saya sudah masuk sampai ke wilayah (Kecamatan Cugenang) yang paling jauh dari jalan utama. Di sana masih sangat membutuhkan bantuan."
"Tidak hanya minim (bantuan), sebagian malah tidak ada karena akses ke sana hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki," ujar Rizal, Rabu (23/11/2022) dikutip dari Tribun Jabar.
Rizal mengatakan sebagian besar wilayah di Kecamatan Cugenang ini sangat gelap saat malam tiba.
Mengingat aliran listrik dari PLN belum stabil, sehingga kebutuhan alat penerangan juga tengah diupayakan untuk wilayah ini.
"Sedang kami usahakan untuk bawa generator set (genset) di beberapa titik, karena tidak hanya untuk penerangan."
"Tapi juga dibutuhkan alat eletkronik supaya bisa tetap berkomunikasi,” terang Rizal.
Rizal juga mengatakan, pihaknya dan sejumlah relawan masih melakukan penyisiran guna menjangkau wilayah-wialyah terisolir lainnya.
"Sambil melakukan penyisiran, kami membawa tenda, terpal, dan kebutuhan-kebutuhan yang mampu dibawa melewati akses yang cukup sulit."
"Karena memang ada beberapa titik yang tidak bisa dilalui kendaraan. Harus berjalan kaki,” ujarnya.