TRIBUNNEWS.COM - Lokasi terdampak gempa di Cianjur, Jawa Barat, disebut menjadi wisata bencana, karena banyak warga yang datang untuk berfoto.
Leka yang bertugas sebagai Koordinator Posko Bencana di Kampung Longkewang, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Cianjur, menyebut sejumlah orang berswafoto saat melintas di lokasi gempa.
"Sejak hari pertama, banyak orang-orang yang melintas berhenti buat memvideokan kondisi di sini, bahkan berswafoto sambil ketawa-ketawa dari dalam mobil."
"Malah ada yang turun mau melihat jenazah yang belum dikuburkan hanya untuk foto-foto," ungkapnya, Kamis (24/11/2022), dikutip dari TribunJabar.id.
Menurut Leka, hal tersebut sangat mengganggu upaya evakuasi dan distribusi bantuan.
"Jadi terhambat, bantuan tidak masuk ke desa terdampak."
"Di sini banyak yang belum mendapat bantuan pada hari pertama dan kedua pascabencana gempa."
"Baru di hari keempat, pendistribusian bantuan terpenuhi," terangnya.
Warga Pasang Papan Sindiran
Dilansir TribunJabar.id, warga Desa Gasol, Cianjur, memasang sebuah papan bertuliskan "Ini Bukan Wisata Bencana", Kamis.
Papan tersebut dipasang di pinggir sebuah jalan dengan menggunakan kardus dan sebatang bambu.
Seorang relawan, Eka, mengatakan pesan itu sengaja dibuat untuk mengingatkan bahwa aktivitas wisata bencana tidak elok dilakukan.
"Sebenarnya tim kita yang pasang tulisan ini, karena kita enggak tahu ya orang yang betul-betul berdonasi atau sekadar ingin mencari nambah follower atau apa kita enggak paham tujuannya mereka, tapi kita berusaha berpikiran positif."
"Tapi nyatanya di lapangan banyak sekali dari warga dan relawan menyaksikan seperti apa," jelas Eka di lokasi, Kamis.
Baca juga: Warga Luar Datangi Lokasi Gempa Cianjur Hanya Lihat-lihat, Basarnas: Bahaya, Repotkan Tim Evakuasi
Wisata Bencana Hambat Evakuasi Korban
Dalam 3 hari pascagempa, tim SAR gabungan fokus melakukan penyelamatan dan pencarian korban gempa Cianjur.
Selain hujan, banyaknya warga yang menonton ke lokasi gempa Cianjur, menghambat proses evakuasi yang dilakukan personel tim SAR gabungan.
"Adanya pengunjung wisata bencana ini otomatis menghambat pelaksanaan operasi SAR pencarian," ungkap Kasie Ops dan Siaga Basarnas Jabar, Supriono, Rabu (23/11/2022).
Baca juga: Menteri Muhadjir Pastikan Kemensos Data Korban Gempa Cianjur yang Belum Mendapat Bantuan Sosial
Supriono menyampaikan, Basarnas telah berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI untuk melakukan proses sterilisasi warga dari lokasi evakuasi.
"Banyak warga yang ingin melihat atau wisata bencana, kami mulai tadi pagi sampai hari-hari ke depan akan koordinasi dengan pihak kepolisian TNI untuk mensterilkan wilayah ini," jelas dia.
Update Korban Gempa Cianjur
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan korban meninggal akibat gempa Cianjur menjadi 272 orang.
Kemudian, korban luka-luka berjumlah 2.046 orang.
Sebanyak 62.545 warga mengungsi, dan 39 orang masih hilang.
"Hari ini satu jenazah ditemukan. 272 meninggal dunia,165 telah diidentifikasi by name by address, 107 jenazah masih terus diidentifikasi."
"Sementara itu korban luka-luka 2.046 orang, warga mengungsi 62.545 orang," ujarnya saat memberikan keterangan pers di Kantor Bupati Cianjur, Kamis, dilansir laman bnpb.go.id.
Baca juga: Kondisi Serba Terbatas, Warga Mandikan Jenazah Korban Gempa Pakai Air Irigasi
"Korban hilang 39 di Cijedil, Kecamatan Cugenang akibat longsor, tujuh di antaranya orang sedang melintas dan ada saksi mata yang melihat."
"39 jiwa ini sudah teridentifikasi nama dan alamatnya," terang dia.
Selain itu, kerugian materil masih terus dilakukan pendataan.
"Total rumah rusak 56.311, rusak berat 22.267 unit, rusak sedang 11.836 unit dan rusak ringan 22.208 unit."
"Data ini akan diverifikasi dengan batasan yang sudah ada, ada Permen PUPR tentang spesifikasi kategori rumah rusak," jelas Suharyanto.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Rina Ayu Panca Rini) (TribunJabar.id/Deanza Falevi)