Namun usai gunung Semeru aktif mengeluarkan erupsi pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan siaga ancaman tsunami bagi para warga di pesisir Okinawa.
Gunung berapi Semeru meletus pada Minggu pagi sekitar pukul 02.46 WIB dengan tinggi kolom abu 1.500 meter di atas puncak gunung sekitar 5.176 meter di atas permukaan laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi 0 detik.
Sementara secara kegempaan, seismograf mencatat delapan kali gempa salaam letusan dengan amplitudo 18-22 mm dan durasi sekitar 65-120 detik.
Awalnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi ESDM Indonesia menetapkan Gunung Semeru dengan status siaga, namun pada Minggu siang aktivitas guguran lava terus menunjukan peningkatan sehingga Badan Geologi ESDM menaikan status menjadi awas.
Baca juga: Aktivitas Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Bali Tak Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Gunung Semeru merupakan salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia yang memiliki sejarah erupsi terdahsyat tepatnya pada 1984 silam hingga mengakibatkan sejumlah kematian.
Karena khawatir erupsi Semeru terus menunjukkan peningkatan membuat Badan Geologi ESDM memperingatkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, Lumajang lantaran sungai tersebut berpotensi menjadi jalur meluncurnya awan panas dan lahar dingin.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Penjelasan Peneliti ITS Soal Jepang Kena Imbas Erupsi Gunung Semeru, Ternyata Khawatir Ini Terjadi