"Brimob maupun Sabara sudah kita tarik untuk bergerak ke wilayah Solo," ujarnya.
Tanggapan pengamat terorisme
Seorang polisi bernama Aiptu Sofyan meninggal dunia akibat ledakan bom di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung.
Aipda Sofyan merupakan Bhabinkamtibmas di Kelurahan Karanganayar, Astana Anyar, Kota Bandung.
Ia menjadi korban meninggal dunia akibat teror bom bunuh diri yang dilakukan Agus Sujatno alias Agus Muslim yang terafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung.
Pengamat terorisme sekaligus akademisi, Amir Mahmud mengatakan aksi bom bunuh diri di Bandung sebagai pengingat bahwa aksi serupa dapat terjadi dimanapun.
"Jadi bagi siapapun kita harus mewaspadai akan aksi-aksi yang suatu ketika akan muncul," ujarnya dikutip dari TribunSolo.com.
Ia mengungkap kelompok teroris tidak memiliki tanggal khusus untuk melakukan aksinya.
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astana Anyar Bandung, Jammi: Ini Saatnya Bersatu Bukan Saling Menyalahkan
Namun, mereka memilih momentum tertentu dalam melakukan aksinya agar mendapat perhatian.
"Apalagi di Solo Raya ini terjadi penangkapan 4 orang, mereka dari Solo semua, ditambah yang tadi ini. Jadi bisa saja dia mengacaukan (pernikahan Kaesang)," terangnya.
Menurutnya, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung dari kelompok ISIS.
Dugaan tersebut muncul karena foto pelaku yang beredar dan stiker yang ada pada kendaraan pelaku.
"Dari (kelompok ISIS) tidak mengenal situasi (tertentu) namun bisa menjadikan momen tertentu agar ramai, supaya (memicu) konflik," tambahnya.
Ia juga mengatakan para teroris memilih polisi sebagai target mereka karena kelompok teroris bersinggungan langsung dengan polisi.