"Jadi saya cerita mi kronologinya begini-begitu, ketawai itu bapak baru langsung napanggil temannya yang botak-botak bilang ini layani ini katanya suaminya hilang," ucap Datu.
Tidak berselang lama, polisi dua pun tiba menghampiri Datu dan menanyakan hal yang sama.
"Terus datang (polisi yang kepalanya plontos) datang sambil ketawa bilang, Ah masa suaminya hilang, berapakah nomor registrernya," beber Datu.
Selang beberapa saat, Datu pun duduk menunggu berharap diladeni.
Namun, harapan Datu untuk dimintai keterangan agar dibuatkan laporan tidak terwujud.
"Saya duduk lama menunggu tidak diladeni. Terus dia (oknum polisi) bilang, ah pulangji itu suami mu, perginaji nongkrong-nongkrong sama temannya," ungkap Datu.
Mendengar jawaban itu, Datu yang pasrah pun hanya berucap, "Saya yang tahu kondisi suamiku pak, karena dia sakit," cerita Datu dengan suara lirih.
Datu pun pulang ke rumah tanpa dibuatkan laporan kehilangan.
Di rumah, Datu masih gelisah. Ia seolah tak tahu berbuat bagaimana agar menemukan sang suami.
Datu lantas kembali ke Polsek Biringkanaya untuk melapor.
Jam 13.00 Wita, dirinya tiba, Datu mengaku baru dilayani dua jam kemudian atau pukul 15.00 Wita.
"Saya datang duduk dari Jam 1 baru dilayani jam 3, bukan dilayani (malah) dibicarai (diceramahi)," kata Datu.
"Dia (oknum polisi) bilang, kenapa lagi Bu? Jadi saya bilang, suamiku hilang kasihan, masa tidak dibuatkan laporan polisi nah sudah 1x24 jam," sambungnya.
"Terus dia (oknum polisi) bilang, tidak dibuatkan laporan polisi kalau orang dewasa yang hilang," ungkap Datu menceritakan percakapannya dengan oknum polisi yang ditemui.