Guyuran hujan lebat yang terjadi di wilayah kota mengakibatkan debit air Sungai Tondano meluap.
Banjir di beberapa titik tidak dapat dihindari sehingga puluhan rumah terendam dengan tinggi muka air 80 hingga 300 cm.
Wilayah yang terendam banjir terjadi di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Paal Dua, Tuminting, Sario, Wenang dan Singkil.
Sementara itu, tanah longsor melanda enam wilayah kecamatan.
Titik-tiitk longsor teridentifikasi di Kecamatan Paal Dua, Singkil, Tikala, Bunaken, Wanea dan Tuminting.
"Hingga siang ini, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait lain masih melakukan upaya penanganan darurat, seperti evakuasi dan penilaian kebutuhan," kata keterangan resmi Humas BNPB yang dibagikan pada Jumat (27/1/2023) pukul 14.59 WIB.
"Meskipun BPBD telah mendata keluarga terdampak, belum ada informasi mengenai pos pengungsian yang diaktifkan," sambung keterangan tersebut.
Sebanyak 33 unit rumah warga terdampak tanah longsor.
Namun pihak BPBD belum merinci tingkat dampak kerusakan.
Data kebutuhan sementara yang sangat diperlukan warga terdampak, antara lain matras, selimut, pakaian, family kits dan makanan siap saji.
Berdasarkan analisis potensi gerakan tanah untuk bulan Januari 2023 dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, wilayah Kota Manado memiliki potensi gerakan tanah kategori menengah hingga tinggi di beberapa kecamatan.
Kecamatan Paal Dua, Singkul, Wanea dan Tumiting yang saat ini terjadi longsor termasuk wilayah dengan kategori menengah, sedangkan Bunaken pada menengah hingga tinggi.
Pada kajian inaRISK, Kota Manado teridentifikasi memiliki potensi bahaya tanah longsor kategori sedang hingga tinggi di 7 kecamatan.
Wilayah yang saat ini terdampak tanah longsor termasuk dengan potensi tinggi tersebut.