TRIBUNNEWS.COM - Kasus perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar, Santoso memasuki babak baru.
Satu tersangka berhasil diamankan pihak kepolisian. Identitasnya M Samanhudi Anwar yang merupakan mantan Wali Kota Blitar.
Samanhudi diduga menjadi otak atau dalang dari kasus perampokan ini.
Sebelumnya, ia pernah terlibat dalam kasus suap dan divonis 5 tahun penjara.
Berikut fakta-fakta eks Walkot Blitar Samanhudi, tersangka perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar dihimpun Tribunnews.com, Sabtu (28/1/2023):
1. Profil singkat
Baca juga: Kilas Balik Kasus Perampokan di Rumah Dinas Wali Kota Blitar yang Menyeret Eks Wali Kota Samanhudi
Samanhudi dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU) seperti orang tuanya yang pernah menjadi Ketua Tanfidziyah NU.
Samanhudi pun pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Kedungdung, Modung, Bangkalan, melansir Wikipedia.
Terkait jabatan sebagai Wali Kota Blitar, pria kelahiran 8 Oktober 1957 mengemban amanah tersebut sejak 17 Februari 2016.
Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai wali kota Blitar pada periode 2010-2015, juga Ketua DPRD Kota Blitar.
2. Harta kekayaan
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), terakhir Samanhudi Anwar melaporkan harta kekayaannya pada 15 April 2016 untuk periodik 2015.
Diketahui saat itu Samanhudi Anwar masih menjabat sebagai Wali Kota Blitar Periode 2010-2015.
Samanhudi Anwar memiliki kekayaan saat itu total berjumlah Rp 8 Miliar lebih, tepatnya Rp 8.535.622.536.
Rinciannya sebesar Rp 4,57 miliar (Rp 4.573.000.000) hartanya dalam bentuk harta tidak bergerak atau tanah dan bangunan.
Dirinya memiliki 15 bidang tanah, posisi sebagaian besar berada di Blitar, dan beberapa di Tulungagung.
Baca juga: Ditetapkan Tersangka, Apa Motif Samanhudi Diduga Jadi Otak Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar?
Sementara hartanya sebesar Rp 15 Miliar, berupa alat transportasi dan mesin.
Sementara itu dirinya juga tercatat memiliki harta bergerak lainnya berupa usaha penyewaan lapangan futsal dengan total nilai Rp 6,5 miliar.
Selain itu ia masih memiliki harta sebesar Rp 244.232.705 berupa giro dan setara kas.
Di sisi lain dirinya tercatat memiliki hutang dalam bentuk pinjaman uang sebesar Rp 2,79 miliar.
3. Kasus yang pernah menjerat
Dikutip dari TribunJatim.com, kasus suap yang menjerat Samanhudi berawal saat KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) kepada lima orang di Blitar dan Tulungagung pada Rabu (6/6/2018).
KPK dalam OTT ini juga mengamankan kardus berisi uang Rp 2 miliar.
Uang tersebut saat itu diduga sebagai transaksi suap terkait dengan proyek-proyek infrastruktur yang ada di Blitar dan Tulungagung.
Belakangan terungkap, kasus ini turut menyeret nama Samanhudi.
Ia kemudian menyerahkan diri ke KPK pada Jumat (8/6/2018) sekitar pukul 18.30 WIB dan langsung ditahan.
4. Divonis 5 tahun penjara
Kasus suap yang melibatkan Samanhudi kemudian bergulir hingga menjalani sidang vonis di Pengadilan Tipikor Surabaya, Kamis (24/1/2019).
Ketua majelis hakim, Agus Hamzah memvonis Samanhudi dihukum pidana selama 5 tahun serta denda sebesar Rp 500 juta.
Baca juga: Samanhudi Anwar Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara meski Tak Terima Uang Hasil Perampokan
"Mengadili terdakwa dipidana selama 5 tahun serta dijatuhi denda Rp 500 juta, apabila tidak dapat membayar, maka ditambah masa tahanan selama 5 bulan," kata Ketua majelis hakim, Agus Hamzah, dikutip dari TribunJatim.com.
Selain hukuman pidana, hak politik Samanhudi juga dicabut selama 5 tahun.
Samanhudi sebelumnya disebutkan menerima uang suap sejumlah Rp 1,5 miliar perihal izin proyek pembangunan sekolah lanjutan pertama di Blitar dengan nilai kontrak senilai Rp 23 miliar.
5. Ingin balas dendam
Samanhudi dinyatakan bebas bersyarat setelah menjalani massa hukuman 4 tahun 4 bulan.
Ia menjalani hukuman di tiga Lembaga Pemasyarakatan (LP), yaitu, LP Medaeng Sidoarjo, LP Blitar, dan terakhir di LP Sragen (Jawa Tengah).
Setelah bebas, Samanhudi langsung menemui pendukungnya di rumah pribadinya Jalan Kelud, Kota Blitar, Senin (10/10/2022) malam.
Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan akan kembali terjun ke dunia politik.
Bahkan secara tegas Samanhudi ingin melakukan balas dendam karena merasa pernah dizalimi.
Baca juga: Terlibat Perampokan Wali Kota Blitar, Ini Peran Samanhudi Anwar hingga Responsnya Soal Balas Dendam
"Saya akan terjun ke politik, karena saya dizolimi oleh politik. Saya akan balas dendam. Kalau partai nanti dulu, saya akan berlayar," ujarnya, dikutip dari TribunJatim.com.
Kini Samanhudi harus siap berhadapan dengan hukum lagi setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus perampokan rumah Wali Kota Blitar, Santoso.
Ia duga sebagai dalang dan berperan memberikan informasi kepada para eksekutor.
Sementara motif Samanhudi terlibat kasus perampokan masih belum diketahui.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Garudea Prabawati)(TribunJatim.com/Samsul Arifin/Samsul Hadi)