"Di sana juga jalan umum juga dan saya sebentar saja hanya kasih surat kronologinya ini saja."
"Saya posisinya menunggu di jembatan dekat pedagang martabak, tapi pedagang tersebut ngoceh terus," terangnya.
Beberapa saat kemudian, bapak dari staf Iqbal datang untuk mengambil surat kronologis.
Iqbal pun menyerahkan surat dan berpamitan pulang.
Tetapi, ia kembali bertemu Erwin. Keduanya pun terlibat perdebatan sengit.
Karena terpancing emosi, Iqbal pun memukul Erwin.
"Saya balik lagi dan bertemu dengan pedagang itu. Jadi saya itu parkir tidak langsung marah-marah, tapi kami perang omongan dulu," ujar Iqbal.
Baca juga: Isu Jegal Koalisi Pendukung Anies, NasDem: Sampai Hari Ini Super Solid!
"Saya ini tidak kemana-mana, saya parkir juga kan nunggu orang, dan saya akhirnya terpancing emosi hingga terjadilah keributan tersebut," sambungnya.
Lebih lanjut, Iqbal menegaskan ia tak akan memukul orang secara sembarangan jika tak ada sebab.
Kendati demikian, ia mengaku menyesal.
"Saya ini tidak mungkin arogan pukul orang kalau tidak ada sebabnya. Pada saat itu posisi saya juga capek, memang dari kantor panas dingin saya sakit kepala minum obat paracetamol," kata Iqbal.
"Saya salah marah-marah itu dan apa boleh buat, dan itu kronologisnya," tandasnya.
(Tribunnews.com/Rifqah) (Tribunbandarlampung.com/Bayu Saputra) (Tribunlampung.co.id/Sulis Setia Markhamah)