Keluhan tak hanya sekali, M Yani mengatakan, anaknya kerap curhat ke neneknya tiap pulang di akhir pekan.
"Tapi Sebelumnya anaknya, sering mengeluh kalau di rumah (cerita) sering di-bully, dihajar sama seniornya. Terus bilang gini, ini kalau kuat saya teruskan, kalau nggak kuat, saya juga keluar," jelasnya.
M Yani juga selalu memberi motivasi kepada sang anak tiap mendengar keluhannya.
Bahkan, Yani juga sudah mempersiapkan modal untuk berwirausaha jika anaknya keluar dari kampus.
"Terus saya bilang gini nak kalau nggak kuat keluar aja. Nanti kan cari usaha lain juga bisa. Iya sudah sering mengeluh. Tiap pulang sabtu minggu. Itu cerita sama neneknya di rumah," pungkasnya.
Atas kasus tersebut, pihak keluarga korban pun melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.
Iptu Roni Ismullah selaku Kapolsek Gunung Anyar Polretabes Surabaya mengonfirmasi hal tersebut.
"Iya sudah, lidik sidiknya ditangani Polrestabes, unit resmob. Namun hanya laporan resminya di sini. Iya laporan kepolisian, tetap diterima (di Polsek Gunung Anyar). Penyelidikan lebih lanjut tim resmob," ujarnya
Tanggapan Poltekpel Surabaya
Direktur Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya Heru Widada menyampaikan belasungkawa atas insiden tersebut.
"Tadi saya bersama dengan teman teman juga menghadiri pemakamannya, bertemu dengan orangtuanya, ketemu dengan neneknya. Karena Rio ini, merupakan cucu yang sangat disayang oleh neneknya, dan dia taat beribadah," ucapnya seperti yang diwartakan Suryamalang.com, Senin (6/2/2023).
Pihaknya juga menjamin insiden tersebut tak akan terjadi lagi.
Heru, memastikan akan melakukan evaluasi di Poltekpel Surabaya.
"Pengawasan yang kami lakukan. Kami sudah menempatkan SDM. Kami sudah memasang CCTV. Tidak hanya itu, kami juga memberikan Pembekalan-pembekalan agama. Karena ada Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha. Kami punya pendamping pendampingan untuk memberikan pembekalan agar hatinya ini tersentuh,"