Dia menceritakan sedikit kisah proses evakuasi yang berlangsung dramatis tersebut.
Sebagai anggota dari satuan tempur, ia mengaku sudah terbiasa kondisi yang terjadi seperti video evakuasi tersebut.
Baca juga: Berhasil Dievakuasi, Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono Alami Keluhan di Bagian Tangan dan Punggung
Ahmad mengatakan tidak mengalami kendala baik saat proses evakuasi maupin setelah evakuasi.
"Semua aman, karena kami sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu," ungkap Ahmad, kepada Tribun, Selasa (21/2/2023).
Namun Ahmad mengaku, proses evakuasi Kapolda Jambi dan rombongan memang butuh upaya lebih, karena kondisi medan yang ekstrem.
"Memang kondisi medannya sangat ekstrim, awan tertutup, berada di lembah, dan pepohonan yang tinggi," jelasnya.
Dia menyebut ketinggian dari dasar atau daratan ke helikopter sekira 75 kaki. Berkat kecekatannya, orang nomor satu di Polda Jambi itu dievakuasi dengan aman, setelah 54 jam berada di tengah hutan TNKS itu.
Butuh 1 Minggu Perawatan Tiga Orang Penumpang Helikopter yang Luka Serius
Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono dan 7 penumpang helikopter yang mendarat darurat di hutan Tamiai, Kerinci, sudah berhasil dievakuasi, Selasa (21/2/2023).
Beberapa orang diantaranya termasuk Kapolda Jambi sekarang mendapat peratawan intensif di rumah sakit di Jambi.
Baca juga: Pakai Helikopter Super Puma, Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono Berhasil Dievakuasi dari Hutan
Menurut dr Ivan Kurniawan B dokter spesialis bedah di RS Bhayangkara Jambi, butuh waktu hingga satu minggu perawatan dari tiga orang yang mengalami luka serius untuk kembali beraktivitas.
dr Ivan Kurniawan B adalah satu di antara dokter yang ikut dalam proses evakuasi langsung di lokasi helikopter yang mendarat darurat.
"Proses penyembuhan di rumah sakit bhayangkara itu setelah ditangani, kalau memang nanti diperlukan operasi untuk perbaikan tulang itu pasang pen dan segala macamnya setelah operasi mungkin seminggu baru aktivitas," katanya.
dr Ivan Kurniawan B bilang, proses perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara ini, nantinya seluruh rombongan akan dilakukan assesmen atau penilaian kondisi dari masing-masing korban.