Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Kukuh Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Pria berinisial SS (55), ditemukan dalam kondisi tak wajar di area rumahnya pada Selasa (7/3/2023) pagi.
Warga Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di bagian belakang rumah.
Kapolsek Sukun, Kompol Nyoto Gelar mengatakan, korban ditemukan pertama kali oleh keponakannya sekitar jam 09.00 WIB.
"Saat mencari di area belakang rumah, ternyata korban ditemukan sudah tergantung," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (7/9/2023).
Melihat hal tersebut, keponakan korban langsung menghubungi Polsek Sukun dan tak lama kemudian, anggota Polsek Sukun bersama tim medis datang ke lokasi.
Baca juga: Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Petugas Temukan Mayat Perempuan dan Ibu Anak Berpelukan
Setelah itu, jenazah langsung dievakuasi dan dibawa menuju kamar jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Dari hasil identifikasi, tidak ada tanda atau luka bekas kekerasan pada tubuh korban.
Korban tewas murni karena bunuh diri.
Diduga, alasan korban mengakhiri hidupnya karena terhimpit faktor ekonomi.
Pihak keluarga telah membawa jenazah ke rumah duka untuk dimakamkan di pemakaman umum setempat.
"Pihak keluarga juga sudah menerima kejadian tersebut sebagai musibah, serta telah membuat surat pernyataan untuk tidak dilakukan autopsi," pungkasnya.
Kontak bantuan :
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Dicari Keponakannya di Rumah, Pria di Malang Ternyata Akhiri Hidup, Diduga Terhimpit Ekonomi