GKR Bendara memiliki asma timur Gusti Raden Ajeng Nurastuti Wijareni. Setelah menikah dengan Achmad Ubaidillah (kini bergelar Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara) pada tahun 2011, ia secara resmi menjabat sebagai Penghageng Nityabudaya, divisi keraton yang berwenang atas museum dan kearsipan.
Meskipun GKR Bendara merupakan putri keraton, namun ia memiliki berbagai aktivitas lain.
Kelima putri Sri Sultan Hamengku Buwono X memang memiliki banyak sekali urusan di dalam dan di luar tembok keraton. GKR Bendara, sang putri bungsu tak terkecuali.
Dikutip dari laman resmi kratonjogja.id, GKR Bendara juga mengurusi usaha kecil menengah di bawah BKKBN serta usaha menengah-besar di bawah ICSB.
Selain itu ia mengetuai PUTRI (Perhimpunan Pengusaha Taman Rekreasi Indonesia) dan duduk dalam Dewan Pertimbangan Tourism Board.
GKR Bendara ternyata juga meminati bidang-bidang praktis.
Seperti mahasiswa lain, ia diwajibkan magang di dapur, restoran, dan hotel.
Hal tersebut dilakukannya secara suka rela.
Ia mengaku sadar tak bisa bekerja layaknya masyarakat lainnya di Indoensia lantaran statusnya sebagai putri keraton.
“Saya bawa enjoy karena saya paham dengan itu saya memiliki pengalaman. Saya sadar tidak mungkin ada orang yang mau memperkerjakan saya seperti itu di Indonesia dengan status saya.” Ia mematahkan anggapan bahwa putri keraton ‘tinggal duduk manis’. “Nggak, sejak berusia 17 tahun saya sudah kerja.” Ujar GKR Bendara.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunnewsWiki.com/haerahr)