Feynita pun mengungkapkan adanya dugaan KP tidak memiliki inisiatif untuk mengerem sehingga insiden kecelakaan tidak dapat dihindari
"(KP dan T) tanpa menggunakan helm saat menabrak Vito. Motor (Yamaha) 25 ini diduga mempunyai kecepatan tinggi tanpa ada upaya mengerem sehingga tabrakannya fatal," katanya saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (19/3/2023).
Ketika ditanya tujuan Vito akan pergi ke mana saat insiden terjadi, Feynita belum mengetahui.
Dirinya hanya mengetahui Vito akan pergi bersama rekannya M untuk pergi ke Citraland.
Feynita juga menjelaskan, usai kecelakaan terjadi, hidung dan telinga Vito telah mengeluarkan darah.
Lalu, lanjutnya, Vito pun langsung dibawa ke RS Karyadi untuk menjalani perawatan.
"(Rekan Vito) setengah sadar, tiba-tiba dia sudah di aspal, dan tiba-tiba di sudah di rumah sakit," jelas Feynita.
"(Vito) Dibawa ke RS Karyadi, oleh siapanya (yang membawa) saya kurang paham," sambungnya.
Baca juga: Ibunda Syabda Perkasa Juga Meninggal Dunia karena Kecelakaan di Tol Pemalang
Sementara, keluarga Vito mengetahui korban mengalami kecelakaan dari guru sekolahnya.
Lalu, Feynita menjelaskan, KP dan T adalah adik kelas Vito yang masih duduk di kelas X SMA Theresiana Semarang.
"(Vito) kelas 3 SMA, tanggal 27 nanti akan ada Ujian Nasional harusnya untuk Vito," katanya.
Dimintai Tanggungjawab, Keluarga Penabrak Anggap Ada Pemerasan dan Tidak Minta Maaf
Pasca-insiden terjadi, keluarga Vito pun langsung menemui keluarga KP untuk melakukan mediasi.
Mediasi dilakukan selama tiga hari berturut-turut sampai 11 Maret 2023 lalu.