News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Mutilasi di Sleman

Kasus Pembunuhan dan Mutilasi di Sleman, Begini Tanggapan Sosiolog dan Kriminolog

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaku pembunuhan AI yang disertai mutilasi sudah ditangkap tim opsnal gabungan dari Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Polresta Sleman.

“Sebenarnya saya agak khawatir, apa iya sesimpel itu alasannya untuk menguasai harta benda.

Apa ada sesuatu yang lain dibalik itu?,” tanyanya.

Ia menjelaskan, biasanya pelaku melakukan kejahatan karena merasa harga dirinya dicederai oleh korban.

Kemudian, terkait motif menguasai harta benda, bisa saja itu turunan dari alasan utama, yakni harga diri yang merasa dicederai.

Grendi menambahkan, secara kultural, hubungan antara laki-laki dan perempuan akan mudah menimbulkan relasi intimasi.

Ini diartikan mereka berkenalan karena ada faktor ketertarikan lebih dahulu.

“Korban adalah ibu tunggal, dimana ketika dia menjadi ibu tunggal atau yang biasa disebut sebagai janda, dia akan mendapatkan stigma negatif. Untuk membangun relasi intimasi itu sulit dilakukan,” terangnya.

Grendi juga tidak menafikkan, mengapa korban mau bertemu dengan pelaku di wisma di Kaliurang.

Baca juga: Fakta-fakta Mutilasi di Sleman usai Pelaku Ditangkap: Kenal Korban di Medsos hingga Ada Utang Pinjol

“Nah, si pelaku ini juga kenapa memilih korban, karena ada relasi kuasa di sini. Perempuan sering dianggap lemah, secara kultural, meski tidak semuanya begitu. Kalau pelaku mau menguasai harta korban laki-laki misalnya, kemungkinan bakal dilawan balik,” terangnya.

Dia menilai, pelaku sebenarnya tidak terlalu merencanakan pembunuhan kepada korban, sebab masih banyak hal-hal yang membuat dia mudah dicari oleh pihak kepolisian.

Ditambahkannya, pemerintah juga harus hadir untuk melindungi dua anak korban mutilasi di Sleman itu.

Mereka berdua masih di bawah umur dan mungkin akan diasuh keluarga besar ibu.

“Pendampingan juga tidak terbatas pada anak, tapi juga keluarga kakek dan nenek karena ada pola pengasuhan yang berbeda untuk anak yang memiliki trauma seperti itu,” papar dia.

Ia berharap, media juga tidak perlu mengulik lebih lanjut tentang keluarga korban karena akan mencederai harga diri mereka.

(Kiri) Polisi menghadirkan tersangka mutilasi saat jumpa pers di Mapolda DIY, Rabu (22/3/2023) dan Seorang relawan turut membantu membawa peti jenazah ke rumah duka korban mutilasi, Senin (20/3/2023). Berikut fakta baru dari kasus mutliasi ibu muda di Sleman. (Kolase Tribunnews.com: TribunJogja.com/Miftahul Huda)
Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini