Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Desire Peni Cindy Katrine (23) alias Desi, korban perahu tenggelam yang hilang di Kali Surabaya akhirnya ditemukan, Minggu (26/3/2023) sekira pukul 12.20 WIB.
Jasad Desi ditemukan di sungai yang berada di bawah jembatan pintu masuk tol Wiyung.
Jenazah selanjutnya dibawa ke RSUD dr Soetomo untuk kemudian diantar ke rumah duka.
Warga Karang Pilang, Surabaya ini menjadi satu-satunya penumpang yang hilang saat insiden perahu tambangan tenggelam di Sungai Brantas, kawasan Jalan Mastrip Kemlaten Tambangan Gang 8, Karang Pilang, Surabaya, Sabtu (25/3/2023) pagi.
Baca juga: Petugas Kebersihan Selamatkan 3 Orang Penumpang Perahu Tambangan yang Tenggelam di Surabaya
Awal mula penemuan jasad Desi ketika salah seorang anggota regu penyelamat melihat tangan korban mengapung di sungai.
Saat didekati, ternyata tangan itu bagian dari sosok jenazah perempuan dengan ciri-ciri seperti Desi.
Jika dihitung jarak korban ditemukan dengan lokasi kapal tenggelam kurang lebih sekitar 2 kilometer.
Pada hari pertama kejadian, titik-titik tersebut sudah berulang kali disisir, namun saat itu keberadaan korban tidak terlihat.
"Kemungkinan kemarin masih tersangkut entah lumpur atau batu," papar Dipolairud Polda Jatim, AKBP Budi Sulistianto
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Karangpilang Iptu Gogot mengatakan dalam insiden ini pihaknya sudah melakukan interogasi terhadap dua pemilik perahu tambang.
Mereka adalah Sumanto (53) warga asal Ketegan, Sidoarjo dan Asmo Prianto (76) warga asal Pagesangan.
Dua pemilik perahu sejak Sabtu (25/3/2023) telah diinterogasi di Polsek Karangpilang.
Mereka bersedia bertanggungjawab atas insiden ini.
Baca juga: BREAKING NEWS: Perahu Penyeberangan di Surabaya Tenggelam, Seorang Penumpang Hilang
Perahu Tambang Tenggelam
Sebelumnya diberitakan, seorang penumpang dinyatakan hilang setelah perahu yang ditumpanginya tenggelam di Kali Surabaya, Sabtu (25/3/2023) sekitar pukul 07.30 WIB.
Belakangan diketahui penumpang yang hilang adalah Desiree Peni Chindy Khatrine (23) atau akrab disapa Ine.
Selain seorang penumpang hilang, beberapa unit sepeda motor ikut karam di badan perahu.
Diketahui perahu yang tenggelam adalah perahu penyeberangan atau perahu tambangan yang menghubungkan Jalan Mastrip dengan Pagesangan Surabaya.
Salah seorang korban selamat asal Kebraon, Surabaya, Agus, mengatakan saat kejadian perahu baru akan menyeberang ke arah Pagesangan.
Namun terlihat bagian sisi perahu mulai tenggelam.
Informasi dari Agus dan para korban lainnya, perahu mengalami kebocoran.
"Semua penumpang panik dan teriak minta tolong," kata Agus yang juga Satgas Dinas Pendidikan Surabaya itu.
Bahkan, ada penumpang yang nekat berenang menyeberang.
Baca juga: Perahu Tambangan Tenggelam di Surabaya, Penumpang Nekat Terjun ke Laut & Berenang hingga ke Dermaga
Tak lama kemudian, ada kru perahu yang mengambil tali tambangan dan menarik perahu menepi ke arah Mastrip.
Dibantu warga, akhirnya perahu bisa ditarik ke arah dermaga di Mastrip Karangpilang.
Hingga sekarang, satu korban belum berhasil ditemukan.
Sedangkan motor yang berada di perahu juga belum dievakuasi.
Sementara petugas masih melakukan penyisiran untuk mencari korban yang hilang.
Kesedihan Sang Kekasih
Dalam insiden perahu tenggelam ini, dua penumpang mendapatkan perawatan medis di RS Wiyung Sejahtera, Surabaya.
Dan 10 penumpang lainnya, termasuk dua orang operator perahu, dinyatakan selamat, setelah berhasil berenang atau diselamatkan warga untuk sampai ke tepian sungai.
Iqbal Widyantoro (24), salah satu korban selamat mengaku dirinya berhasil menyelamatkan diri setelah berusaha tetap mengapung dan berenang dengan susah payah ke tepian sungai.
Namun tidak demikian halnya dengan sang kekasih Desiree Peni Chindy Khatrine atau Ine.
Baca juga: Iqbal Cerita Detik-detik Perahu Tenggelam, Sang Kekasih Ine Satu-satunya Penumpang yang Hilang
Ine dinyatakan hilang usai insiden tenggelamnya perahu tersebut.
Iqbal bercerita, pacarnya terseret arus sungai saat perahu penyeberangan itu karam, di tengah upayanya berenang menyelamatkan diri.
Seperti biasanya, pada pagi hari itu, Iqbal mengantar sang pacar untuk berangkat bekerja di sebuah gerai restoran olahan masakan mi di kawasan Wonokromo, Surabaya.
Hampir setiap hari, Iqbal mengantar sang pacar ke tempat kerja, melalui jalan alternatif dengan melintasi Sungai Brantas, memanfaatkan perahu penyeberangan berbayar.
Namun, momen membahagiakan mengantar sang pacar berangkat bekerja pada pagi hari itu berubah menjadi malapetaka.
Iqbal mengatakan, sang pacar Ine yang pertama kali mengetahui adanya kebocoran perahu tambangan tersebut.
Kebocoran tersebut terpantau dari bagian sisi belakang perahu.
Saat itu Ine sempat berteriak-teriak dengan mencoba memberitahukan kondisi perahu penyeberangan yang bocor tersebut, ke beberapa penumpang lainnya.
Setelah mengetahui hal tersebut, Iqbal mengaku sempat memerintahkan sang pacar untuk bergegas berpindah ke sisi area paling depan perahu tersebut.
"Pacar saya tahu duluan kalau perahu bocor. Lalu saya suruh ke depan ya ke ujung perahu. Ternyata enggak nutut. (Kandasnya) di belakang perahu. Pacar saya ngomong ke saya; lho banyune kok munggah (loh airnya kok naik). Langsung saya suruh naik ke atas. Orang-orang juga pada aware. Tapi gak nutut," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di lokasi.
Iqbal sengaja meminta sang pacar bergegas berpindah tempat ke bagian paling ujung depan perahu penyeberangan tersebut.
Tujuannya, jika memang kondisi bagian belakang perahu tersebut lebih dulu tenggelam, paling tidak sang pacar masih dapat berpegangan dengan bagian perahu yang paling terakhir tenggelam.
"Saya enggak tahu. Saya juga terbawa arus. Tapi saya sudah nyuruh di ke sisi depan perahu. Paling tidak bisa pegang perahu tambangan," katanya.
Insiden tenggelamnya perahu penyeberangan tersebut, diketahui oleh Iqbal terjadi begitu cepat.
Para penumpang berpacu dengan waktu akibat air yang sangat cepat menenggelamkan area sisi belakang perahu.
Seingatn Iqbal, kondisi air memasuki perahu tersebut, terjadi saat perahu baru setengah jalan atau berada sejauh lima meter setelah berangkat dari tepian dermaga tambangan.
"Jarak perjalanan kapal sudah seperempat meter. Sekitar 5 meter, sampai tengah sungai," jelas pria asal Wonokromo, Surabaya itu.
Ditanya perihal firasat akan adanya insiden nahas tersebut, Iqbal hanya geleng-geleng kepala.
Bahkan sejak menelepon sang pacar semalam, ia tidak mendapati adanya firasat penanda insiden tersebut.
Iqbal mengaku telah menjalin hubungan asmara dengan pacarnya; Desiree Peni Chindy Khatrine selama kurun waktu tujuh tahun.
Bahkan mereka sudah merencanakan untuk menikah pada tahun depan.
"Firasat sama sekali gak ada. Semalam juga gak. Sudah 7 tahun kami berpacaran. Tahun depan kami sudah merencanakan pernikahan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Drama Pencarian Korban Perahu Tenggelam di Surabaya, Bermula dari Petugas Lihat Tangan Mengapung