TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal kasus pembunuhan dokter Mawartih Susanti di Nabire, Papua Tengah.
Mawartih dibunuh di rumah dinasnya, dan terduga pelaku, KY, merupakan petugas kebersihan RSUD Nabire.
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengatakan, motif pembunuhan adalah sakit hati.
"Motif sementara pembunuhan lantaran pelaku sakit hati terhadap korban," ujar Fakhiri.
Sakit hati tersebut berhubungan dengan pemotongan insentif Covid-19 tahun 2020.
"Melalui pengakuan sementara KY kepada penyidik yaitu sakit hati. Karena ada pemotongan jasa insentif Covid-19 tahun 2020. Sehingga hal itulah dia lakukan pembunuhan terhadap dokter Mawar," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga mengatakan, penanganan kasus ini dilakukan dengan hati-hati.
Baca juga: Sebelum Meninggal Dokter Mawar Sempat Keluhkan Soal Keamanan di Sekitar Rumah Dinasnya di Nabire
Pengembangan kasus dilakukan menggunakan Scientific Crime Investigation (SCI).
Dari hasil autopsi, ditemukan juga tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Saya memerintahkan Kapolres untuk segera mengembangkan hasil autopsi yang dilakukan di Makasar," ujar Fakhiri, dikutip dari Tribun-Papua.com.
Diketahui, jenazah korban diautopsi di Makassar.
Polda Papua juga bekerja sama dengan Pusdokkes Mabes Polri untuk pemeriksaan mendalam.
Hasil autopsi juga menunjukkan adanya sisa air liur di bagian tubuh korban.
Dari pencocokan DNA, air liur KY dan hasil swab di tubuh korban ternyata ada kecocokan.
"Sehingga dari pengembangan ini kita lakukan swab kepada beberapa orang yang kita duga (menjadi pelaku) dan setelah keluar hasilnya, disimpulkan bahwa identik dengan salah satu air liur milik KY," beber Fakhiri.
Baca juga: Sebelum Meninggal Dokter Mawar Sempat Keluhkan Soal Keamanan di Sekitar Rumah Dinasnya di Nabire
Mengutip Tribun-Papua.com, Polisi pun melakukan penggeleddahan di RSUD Nabire dan menyita sejumlah barang bukti.
"Dilakukan penggeledahan di RSUD Nabire. Kami menemukan handphone, baru kembali ke rumah untuk menemukan barang bukti lanjutan yang terkait dengan dugaan benda keras dipakai untuk menghabisi korban," ucap Fakhiri.
Diketahui dokter spesialis paru Mawartih Susanty atau Dokter Mawar ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mulut berbusa pada Kamis (9/3/2023) malam di kediamannya kompleks RSUD Siriwi Nabire, Papua.
Keluarga besar dr Mawartih mulanya pun tidak percaya adanya informasi tersebut.
"Saya hubungi keluarga, katanya tidak betul. Karena besoknya (dr Mawartih) ada tugas kerja di Jogja," ujar Sermon.
"Kemudian keesokan harinya, pada tanggal 10 Maret, jenazah tiba di Makassar. Kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dalam proses autopsi," sambungnya.
(Tribunnews.com, Renald)(Tribun-Papua.com, Paul Manahara Tambunan)