TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter spesialis paru Mawartih Susanty atau Dokter Mawar ditemukan meninggal dunia dengan kondisi mulut berbusa pada Kamis (9/3/2023) malam di kediamannya kompleks RSUD Siriwi Nabire, Papua.
Hingga kini belum diketahui penyebab meninggalnya dokter Mawar.
Pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini.
Salah satu sahabat dr Mawar, dokter spesialis penyakit dalam dr Ning dalam akun Instagram pribadinya mengaku mengenal dekat almarhumah dr Mawar semasa hidup.
Baca juga: Jejak Pengabdian dr Mawar Dipuji, Jadi Dokter PTT di Kalteng dan Tolikara Usai Lulus dari FK Unhas
Ia mengaku terkejut dengan berita duka itu.
Terlebih muncul dugaan korban tindakan kriminal, meskipun saat ini masih dalam penyelidikan.
Dr Ning mengatakan beberapa waktu belakangan, Dokter Mawar sempat mengeluhkan soal keamanan di daerah sekitar rumah dinasnya di Nabire.
"Beberapa bulan terakhir juga beliau sempat mengeluhkan keamanan di daerah sekitar rumah dinas, tapi belum mendapatkan tanggapan serius karena memang belum ada kejadian yang merugikan saat itu," ujarnya.
Tahun ini seharusnya menjadi tahun terakhir dr Mawar bekerja di RSUD Nabire, untuk selanjutnya pindah ke
tempat lain.
Namun, karena dr Mawar adalah satu-satunya dokter spesialis paru di Kabupaten Nabire, maka almarhum harus menunggu juniornya tiba untuk menggantikan posisinya.
Pita Hitam untuk Dokter Mawar
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) keluarkan edaran resmi yang mengimbau segenap anggota IDI untuk mengenakan pita hitam di lengan kanan selama tiga hari.
Imbauan ini dilakukan sebagai ungkapan solidaritas dan duka cita atas meninggalnya Dr Mawartih Susanti, SpP.
Baca juga: PB IDI Koordinasi dengan IDI Wilayah Papua, Kawal Investigasi Kematian Dokter Mawar
Dr Mawar adalah dokter spesialis paru yang meninggal dalam masa pengabdiannya di RSUD Nabire, pekan lalu.