Mereka malah mengira Aris ditangkap karena over stay. Tapi kok sampai satu tahun lebih tidak ada kabar," kata dia saat ditemui di Taman Hutan Kota Kalidoro, Kamis (20/4/2023).
Wardono menambahkan, pihaknya terus berupaya mencari kabar dari Aris.
Mereka menduga Aris kehilangan ponselnya.
Keluarga terus cari informasi. Sampai akhirnya ada kabar kurang baik di media massa pada awal bulan ini.
"Saya lalu melapor ke Dinas Tenaga Kerja Pati. Disnaker sudah bertindak, kemarin membantu mencarikan bukti keberangkatan, mencari salinan paspor, dll, meneruskannya ke pihak berwenang di Jepang. Sekarang keluarga masih menunggu hasil identifikasi terhadap korban dari kepolisian sana. Kalau butuh tahapan teknis seperti tes DNA, kami bersedia, tidak apa-apa," kata Wardono.
Namun demikian, kata Wardono, keluarga masih menyimpan harapan bahwa jasad korban yang ditemukan polisi Jepang bukanlah Aris.
Baca juga: KBRI Benarkan Ada 3 WNI Ditangkap di Jepang, Diduga Lakukan Pembunuhan
"Harapan saya keponakan saya masih sehat," ucap dia.
Sebelum lost contact, kata Wardono, Aris sering berkomunikasi dengan keluarga.
Hampir setiap hari, sekurang-kurangnya tiga kali sepekan, Aris selalu menghubungi orang tuanya via telepon.
"Karena orang tuanya tidak bisa chatting, jadi selalu telepon.
Selama Aris di sana, setidaknya dua-tiga bulan sekali Alhamdulillah juga selalu kirim uang ke orang tuanya," jelas dia.
Menurut Wardono, Aris tidak pernah bercerita punya masalah di Jepang.
"Tidak pernah bercerita punya masalah. Aris anaknya gaul, supel, dan baik. Dia pergi ke Jepang niatnya ingin mencari rezeki untuk keluarga," tandas dia.
Kabid Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja (PPTK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pati Sri Mulyanto membenarkan bahwa pihaknya sudah mendapat laporan dari pihak keluarga Aris pada 5 April 2023.