Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi dikabarkan mengajukan surat pengunduran diri dari partai Golkar.
Surat pengunduran diri tersebut beredar di media sosial, tapi hingga saat ini belum ada konfirmasi dari Dedi Mulyadi.
Surat yang dibuat tanggal 10 Mei 2023 ditujukan ke Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto.
Terkait isu mundurnya mantan bupati Purwakarta dari Golkar, Ketua DPD Golkar Jabar, Ace Hasan Syadzily pun terkait hal ini enggan memberikan pernyataan dan lebih mengarahkan untuk menanyakan langsung kepada yang bersangkutan maupun Golkar pusat.
"Mohon maaf, kami tak ingin mengomentarinya, karena mesti dari beliaunya sendiri yang berbicara. Saya enggak mau menanggapi sesuatu yang sumbernya dari mana," katanya saat dihubungi Tribun Jabar, Kamis (11/5/2023).
Baca juga: Profil Dedi Mulyadi, Eks Bupati Purwakarta Dikabarkan Mundur dari Golkar, Tak Berkomentar Banyak
Dedi Mulyadi sempat menjadi bupati Purwakarta selama dua periode.
Sebelum itu, Dedi pun sempat menjadi anggota dewan di Purwakarta hingga dia pun dikenal sebagai kader tulen dari partai beringin tersebut.
Bahkan, jabatan yang saat ini dia emban sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI didapatnya dari partai Golkar.
Saat ini santer berembus bahwa Dedi Mulyadi bakal beralih dua partai besar lainnya yaitu PDIP atau Gerindra.
Kata Pengamat Politik
Firman Manan, pengamat politik dari Unpad mengatakan, keputusan Dedi Mulyadi meninggalkan Golkar kemungkinan besar berkaitan dengan Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2024.
"Kalau kita mau menduga, pertama dugaannya terkait dengan Pilgub Jabar 2024, karena bagaimana pun kalau Kang Dedi tetap di Golkar, sekarang kan ada Ridwan Kamil sebagai Gubernur petahana, jadi ada masalah itu sebetulnya," ujar Firman, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (11/5/2023).
Baca juga: Ini Penjelasan Dedi Mulyadi Dikabarkan Mundur dari Partai Golkar dan Gabung PDIP
Kemungkinan lainnya, kata dia, kalau pun Ridwan Kamil tidak maju di Pilgub Jabar, kecil kemungkinan Golkar bakal mencalonkan Dedi Mulyadi sebagai Gubernur pada Pilgub Jabar 2024.
"Kelihatannya belum tentu Dedi Mulyadi yang direkomendasikan oleh Golkar, itu berdasarkan dinamika politik terakhir yang saya dengar, sehingga tentu harus mencari perahu yang baru," katanya.
Saat ini, Dedi Mulyadi tengah dikaitkan dengan dua partai yakni PDIP dan Gerindra.
Menurutnya, kedua partai itu saat ini belum memiliki kader yang kuat untuk dicalonkan di Pilgub Jabar nanti.
"Jawa Barat ada Gerindra, PDIP dan PKS, kalau PKS kan sulit membayangkan Kang Dedi Mulyadi masuk PKS," kata dia.
"Jadi pilihannya secara rasional tinggal PDIP dan Gerindra, cuma menurut saya kalau Gerindra cukup berat ya, karena hari ini ada sosok Iwan Bule yang sudah sangat serius dan jabatannya wakil ketua dewan pembina menggantikan Sandiaga Uno," ucapnya.
Baca juga: Ini Jawaban Anne Ratna Mustika Soal Pilkada 2024 Usai Bercerai dengan Dedi Mulyadi
Menurutnya, Gerindra dan PDIP merupakan dua partai yang cocok untuk Dedi Mulyadi, meski dikenal sebagai sosok yang kental dengan budaya, namun Dedi Mulyadi dianggap moderat.
"Walaupun lebih terlihat sisi kulturalnya, tapi setahu saya tidak ada masalah dengan teman-teman Nasionalis, seharusnya tidak ada masalah dengan Gerindra dan PDIP," ucapnya.
Apalagi dalam Pilgub nanti, Gerindra dan PDIP masih belum memiliki sosok yang kuat untuk didorong maju dalam Pilgub Jabar.
"Gerindra dan PDIP saat ini tidak memiliki figur yang kuat untuk Pilgub Jabar, jadi memang Dedi Mulyadi punya nilai jual itu, kalau memang persiapan menuju Pilgub Jabar," ujarnya.
"Apalagi Dedi memiliki masih memiliki basis masa yang cukup loyal di Purwakarta, Karawang dan Bekasi," ucap Firman.