Ternyata, didapatkan sebuah informasi terakhir bahwa Pio sempat mengajak para temannya bermain di Sungai Kalimas, kawasan Peneleh, pada hari selasa.
Namun, ajakan tersebut tidak diiyakan oleh teman-teman Pio. Pio disebut-sebut tetap melanjutkan rencananya bermain di dekat sungai tersebut, meskipun seorang diri.
"Eh sampai pagi gak kelihatan. Akhirnya tanya teman-temannya. Katanya main ke kali langsung menyisiri kali itu kami (hari rabu)," katanya.
Aris menduga, anaknya itu bermain di dekat sungai dan tak sengaja terpeleset hingga tercebur ke dalam sungai, namun tidak ada yang mengetahui.
Sehingga, sang bocah 9 tahun tenggelam, lalu tewas. Dan, pada Kamis malam, jenazahnya baru ditemukan oleh Tim SAR Gabungan, setelah dirinya melaporkan ke pihak RT, RW, kelurahan, dan kepolisian.
"Dugaannya, iya kepeleset tenggelam. Iya gak ada yang lihat. Dia ini aktif lincah main sendiri. Ya main di jembatan," pungkas Aris.
Sementara itu bibi korban Novita (26) mengatakan, ibu korban sempat bercerita kepadanya mengenai adanya firasat aneh yang menandai kepergian Pio.
Firasat aneh tersebut berupa mimpi.
Gambarannya, bahwa ibunda Pio ditampakkan sebuah visualisasi adanya acara resepsi pernikahan di depan rumahnya.
"Kalau mimpi sempat. Ibunya mimpi ada acara nikahan. Kalau acara nikahan kan berkaitan dengan kematian. Tandanya kan," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di depan rumah duka.
Informasinya, Moch Oktavio Bonek Jaya atau akrab dipanggil Pio itu, merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Pio merupakan anak pasangan suami istri (Pasutri) penggemar klub sepak bola Persebaya Surabaya, yakni Moch Aris (39) dan Arini (32).
Moch Aris dikenal sebagai pendiri salah satu komunitas pencinta klub bola berjuluk Bajol Ijo, bernama 'Bonek Jaya'.
Atas kecintaannya kepada klub sepak bola tersebut, pasutri tersebut sampai menyematkan kata 'Bonek Jaya' dan 'Bonita Jaya' pada nama keempat buah hati mereka.