Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyoal isu terkait penutupan sembilan Jetty atau Terminal Khusus (Tersus) di Blok Marombo Kabupaten Konawe Utara (Konut) yang dilakukan oleh oknum TNI-AD, Korem 143/HO Kendari angkat bicara.
Pelaksana Harian (Plh) Kapenrem 143/HO Kendari, Lettu Inf Rusmin Ismail menegaskan, tidak ada penutupan jetty yang dilakukan oleh aparat TNI AD di sembilan Jetty yang berada di Marombo.
Menurut Rusmin, langkah yang diambil oleh TNI hanyalah turun ke lokasi pertambangan untuk mencari oknum-oknum yang selama ini mengatasnamakan Danrem 143 Haluoleo dalam setiap aktivitas pertambangan di Konawe Utara.
Baca juga: Iklim Investasi Tambang Nikel di Konawe Utara Didorong Terus Kondusif
Kata dia, TNI dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada penutupan atau penghentian aktivitas di sembilan Jetty tersebut. Aktivitas pengapalan di jetty tersebut tetap berlangsung seperti biasa.
“TNI akan terus melaksanakan pengawasan ketat terhadap aktivitas pertambangan di Konawe Utara dengan tujuan untuk memastikan bahwa semua kegiatan berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak melibatkan oknum yang tidak bertanggung jawab,” kata Rusmin dalam keterangannya, Rabu (24/5/2023).
Rusmin mengimbau kepada seluruh pihak yang terlibat dalam industri pertambangan di Konawe Utara untuk bekerjasama dengan aparat TNI dalam menjaga keamanan dan ketertiban serta memastikan keberlanjutan operasional yang terkendali.
Kepala Seksi Teritorial Korem 143 HO Letkol Tambo Hale Wulaa juga membantah adanya penutupan jetty oleh anggota TNI di Blok Marombo, Konawe Utara.
“Jetty dibuka, kami tidak pernah menutup. Saat ini pihak TNI tidak pernah menutup pihak jetty. Jadi silahkan masyarakat bekerja” kata Wulaa.
Terkait tuntutan massa aksi untuk bertemu Danrem, Wulaa mengatakan akan menjadwalkannya setelah Danrem tiba di Kota Kendari.
“Untuk pertemuan Danrem akan diwadahi ketika Danrem sudah pulang. Pertemuannya hari ini ditunda karena Danrem lagi tidak di tempat,” tandasnya.