Korban yang saat itu sedang melakukan pengurusan jenazah pun mendapatkan penganiayaan.
Ia dipukul dibagian belakang telinga sebelah kiri hingga membuat korban alami gangguan pendengaran.
"Saat saya membuka alat alat di tubuh pasien, anaknya pegang tangan saya, sambil bertanya siapa tadi yang larang makan, dia langsung pukul saya," ujar korban.
Korban pun langsung meminta tolong ke teman-temannya.
"Pas oleng, saya langsung keluar, dan minta tolong kepada teman-teman yang lain, untuk mengurus jenazah pasien tersebut," tutupnya.
Baca juga: Dosen UNS Diduga Lakukan KDRT, Terduga Pelaku Ajukan Cerai hingga Kata Rektor
Singgung Tak Boleh Makan
Saat insiden penganiayaan, pelaku menyinggung bahwa pasien tak boleh makan.
Mengutip TribunnewsSultra.com, ternyata, dokter mengimbau pasien untuk puasa karena mengalami gagal pernapasan.
Hal tersebut diungkappkan oleh Direktur RSUD Kendari, dr Sukirman.
"Jadi pas masuk ke rumah sakit, kondisinya memang dalam keadaan kritis, dia (pasien) gagal pernapasan,"
"Imbauannya dokter seperti itu, untuk puasa dulu tapi keluarga pasien tidak mengindahkan," ujar Direktur RSUD Kendari.
Namun, tak lama pasien pun kembali kritis dan dibawa ke ICE, lalu dinyatakan meninggal dunia.
Hal tersebutlah yang memicu emosi keluarga pasien dan melakukan tindak kekerasan ke perawat.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunnewsSultra.com, Sugi harto)