Lebih lanjut, Puskesmas Pauh baru memberikan rujukan ke Rumah Sakit Ar Bunda Lubuklinggau setelah pukul 05.00 WIB.
Namun setelah ke Lubuklinggau, nyawa ibu dan anak tidak dapat ditolong. sang istri dan anaknya pun meninggal dunia.
Atas kejadian tersebut, Lika mengaku keceawa atas kelalaian bidan Puskesmas Pauh yang tak sigap menangani pasiennya.
"Kejadian ini membuat aku measa kecewa sekali dengan kelalaian bidan puskesmas Pauh. Seharusnya jika memang gak bias dilahirkan di puskesmas Pauh, bidan cepat-cepat mengambil tindakan rujukan, bukan teriak nunggu," ungkap Lika.
Ditambah dirinya menyayangkan sikap bidan yang menelantarkan istinya demi mementingkan hal pribadi.
Baca juga: Cerita Wanita Hamil 3 Bulan Mengidam Ingin Bonceng Motor Polisi, Awalnya Mengejar-ngejar Polantas
"Bahkan sampai keluar ruangan persalinan ninggalin istriku di dalam, bidan masuk ruangan depan ngomong ngantuk mau tidur sebentar," keluhnya.
"Kejadian ini sebuah kelalaian bidan puskesmas. Memang ajal gak ada yang tahu tapi perawatan bidan itu tidak puas, cuma Allah yang tahu," tandasnya.
Respon Bupati Muratara
Curhatan tersebut pun viral, dan ditanggapi oleh Bupati Muratara, H Devi Suhartoni.
Bupati Muratara H Devi Suhartoni langsung mengomentari keluhan Lika Santosa di facebook.
Ia turut berduka cita dan ikut merasakan kesedihan atas keluarga Lika Santosa.
Selain itu, ia juga sudah meminta dilakukannya investigasi mengenai kejadian itu, sejak seminggu lalu.
"Innalilahiwainalhirojiun dan saya sudah minta investigasi dari seminggunlalu. Saya juga, merasakan kesedihan keluarga dan sangat empathi akan hal ini,” tulis H Devi Suhartoni dalam kolom komentar.
Devi berjanji akan mengambil reaksi tegas atas kejadian ini.