Namun, penyebab Budiati tewas bukan karena hanya penganiayaan.
Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Onkoseno G Sukahar, mengungkapkan Budiati tewas akibat akumulasi penganiayaan yang dilakukan Mashuri.
Selain itu, kondisi Budiati yang belum fit pasca-melahirkan, juga membuat keadaan korban semakin buruk.
"Dari hasil autopsi, ditemukan memar-memar di kepala korban yang pada akhirnya mengakibatkan korban meninggal dunia."
"Tapi, itu tidak terjadi seketika. Itu akumulasi dari penganiayaan yang dilakukan suaminya."
Baca juga: Rekonstruksi Kasus Ibu Bunuh Bayi di Tulungagung, Korban Langsung Dibunuh Setelah Lahir
"Terlebih karena korban kondisinya belum fit pasca-melahirkan. Akhirnya dipicu luka lebam itu, korban meninggal dunia," urai Onkoseno di Kantor Sat Reskim Polresta Pati, Jumat (16/6/2023), masih dikutip dari TribunJateng.com.
Onkoseno menambahkan, Mashuri telah mengakui perbuatannya memukul korban.
Penganiayaan yang dilakukan Mashuri dipicu rasa cemburu.
Ia curiga sang istri memiliki selingkuhan lantaran tidak boleh melihat ponsel korban.
"Dia bilang, saat mau melihat HP istrinya, dia dilarang. Hal ini membuat pelaku mencurigai istrinya punya selingkuhan," pungkas Onkoseno.
Kesaksian Ayah Korban
Sebelum Budiati ditemukan tewas, sang ayah Gunadi sempat berkunjung ke rumah kontrakannya untuk menjenguk cucu-cucunya, Sabtu (10/6/2023).
Saat berkunjung, Gunadi menyaksikan Budiati menangis sambil melirik ke arah Mashuri.
"Sabtu itu saya mengunjungi cucu-cucu saya untuk memberi uang jajan. Saat itu, anak saya menangis sambil matanya melirik suaminya," ungkap Gunadi, Jumat.