Hingga saat ini, 18 CPMI dari beberapa kabupaten di Jawa Tengah masih ditampung di Rusunawa Giripeni, Wates, Kabupaten Kulon Progo .
Kapolres Kulon Progo , AKBP Nunuk Setiyowati menerangkan, dugaan kasus TPPO terjadi pada 15 Juni 2023.
Kala itu, anggota intel Polres Kulon Progo mendapat informasi dari masyarakat ada puluhan masyarakat yang akan dipekerjakan ke Selandia Baru sebagai pemetik buah menginap di sebuah hotel di wilayah Temon.
Menerima informasi tersebut, polisi lalu mendatangi lokasi kejadian.
Selanjutnya, mereka dibawa ke Polres Kulon Progo guna pemeriksaan lebih lanjut.
Dari pemeriksaan, polisi menemukan sejumlah fakta hingga akhirnya menetapkan lima orang sebagai tersangka TPPO .
"Tersangka yang diamankan di hotel wilayah Temon ada dua orang yang bertindak sebagai koordinator. Kemudian dua orang ditangkap di wilayah Semarang dan seorang ditangkap di Jakarta," kata Nunuk.
Selain itu, polisi juga menyita barang bukti di antaranya lima unit handphone, sebuah buku tamu hotel dan 14 lembar kuitansi pembayaran di wilayah Temon, empat lembar hasil rontgen, 42 lembar kuitansi bukti pembayaran laboratorium klinik, beberapa lembar biaya kepengurusan dokumen dan pembelian tiket keberangkatan ke Selandia Baru.
Dihadirkan dalam rilis kasus, tersangka VAM enggan menjawab beberapa pertanyaan terkait dugaan kasus TPPO yang dilontarkan oleh wartawan.
Atas kejadian tersebut, kelima tersangka dijerat pasal 2 ayat 1 Jo pasal 10 Undang-undang nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan TPPO dengan ancaman hukuman tiga sampai 15 tahun kurungan penjara serta pidana denda Rp 120.000.000-Rp 600.000.000. ( Tribunjogja.com )
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Polres Kulon Progo Tetapkan 5 Tersangka Dugaan Kasus TPPO, Ini Modus yang Digunakan