Terpisah, Mertua Korban Samini (70), mengungkapkan, menantunya tersebut sudah tidak pulang ke rumah sejak 23 Juni.
Sumiran pergi pada malam hari, dengan mengendarai mobil Honda Jazz warna putih.
"Namun selama ini tidak ada kabar sama sekali. Biasanya kalau ada apa apa menelpon," ujarnya
Menurutnya, ketika coba dihubungi oleh istrinya, juga tidak aktif. Sempat terlihat online pada Sabtu pagi, namun setelah itu tidak aktif sama sekali.
"Kemarin ada Polres Ponorogo yang datang ke rumah dan bertanya soal menantu saya. Katanya untuk mencocokkan dengan DNA atau diminta sampel DNA," paparnya.
Dikatakan Samini, korban mempunyai usaha di Ponorogo.
Baca juga: Kronologi Pria di Banten Bunuh Istri Karena Selingkuh
"Ada usaha warung angkringan di sana. Tapi sudah tutup sejak lama," pungkasnya.
Tak lama setelah temuan jasad Sumiran, polisi menangkap Jeki Rahmat Prawijaya (21) dan AAF (16) di Sumatera.
Saat pres rilis di Mapolres Ponorogo, Jeki Rahmat Prawijaya dihadirkan, Kamis (16/7/2023). Untuk AAF karena masih dibawah umur, tidak dihadirkan.
“Saya dan AAF menyesal sudah menghilangkan nyawa pak Sumiran,” ujar Jeki Rahmat Prawijaya kepada media, Kamis sore.
Dia menjelaskan bahwa memang sengaja merantau dari Jambi menuju bumi reog untuk mencari kerja. Kenapa mereka memilih Ponorogo? Jeki memgaku bahwa ada kelurga AAF di Ponorogo.
“Karena AAF kan ada keluarga di Ponorogo biar saya bisa nginap di tempat AAF seandainya tidak bisa makan bisa numpang di AAF atau keluarga AAF,” katanya.
Setelah sepekan di Ponorogo, dia berkenalan dengan korban melalui media sosial.
Dia mencari pekerjaan, 3 hari belum kerja, terus cari info lowongan kerja di Ponorogo.