2. Dikritik MUI Sulsel
Tak hanya ketahuan menggunakan emas imitasi, aksi Suarnati Daeng Kanang yang sempat viral rupanya mengundang kritikan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel.
Sekretaris MUI Sulses, Prof Dr Muammar Bakry turut menyesalkan aksi Suarnati Daeng Kanang karena dinilai tidak mencerminkan pesan haji yang baru saja ditunaikan.
Dikatakan Muammar Bakri, proses haji menyiratkan pesan hidup sederhana, seperti saat mengenakan ihram.
"Seorang yang berihram tidak mengenakan apa-apa kecuali dua lembar helai pakaian. Ada nilai sosialnya. Jadi nilai haji itu adalah seorang merasa tidak ada apa-apanya di hadapan Allah," kata Muammar Bakry, Sabtu (8/7/2023), dikutip dari TribunMakassar.
"Itulah sebabnya tidak ada pakaian kemewahan yang dibawa ketika melakukan proses haji," katanya.
Dari fenomena pamer emas itu, Muammar Bakry pun menganggap perlu pembenahan terhadap pembekalan para jemaah sebelum berangkat haji tentang esensi ibadah haji.
Hal ini karena masih adanya jemaah yang berhaji karena untuk mengejar prestise atau strata sosial.
Ia mengatakan fenomena pamer perhiasan emas nyaris berulang tiap tahunnya.
3. Alasan beli perhiasan di Tanah Suci karena sudah bernazar
Sementara itu, Suarnati Daeng Kanang mengaku membeli perhiasan di Tanah Suci dengan tujuan menunaikan nazarnya.
"Saya sudah bernazar dari awal, belum mendaftar saya sudah nazar seandainya saya ke Tanah Suci bisa tidak ya saya begini (pakai emas) seperti orang-orang (jemaah haji yang glamor saat pulang dari Tanah Suci," ucap Suarnati Daeng Kanang, Rabu (5/7/2023), dikutip dari TribunTimur.
Wanita yang berprofesi sebagai pengusaha ini percaya bahwa pehiasan yang dibeli dari Tanah Suci mendatangkan kesembuhan.
Pasalnya, sebelum berangkat ke Tanah Suci, ia sempat menjalani operasi batu empedu.