TRIBUNNEWS.COM - Seorang nenek di Wuryantoro Lor, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah hidup berdua dengan cucunya yang merupakan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Nenek bernama Narti Rini (71) tersebut tinggal hanya berdua dengan cucunya, H (30).
Warga sekitar tak pernah terusik dengan kehadiran H, karena masih bisa berkomunikasi dan tidak pernah melakukan tindakan yang membahayakan.
Sang nenek pun sering terlihat menghabiskan waktu dengan duduk-duduk di depan rumah.
Sang cucu juga sering menyuapi neneknya ketika makan.
Namun, telah sebulan, sang nenek tak pernah terlihat duduk di depan rumah.
Baca juga: 67 Anak di Bawah Umur Ajukan Dispensasi Nikah ke PA Wonogiri, Rata-rata karena Hamil Duluan
Hal tersebut pun menimbulkan kecurigaan warga.
Ketua RT bersama warga pun berinisiatif untuk menengok nenek dan cucunya tersebut.
Saat H ditanya di mana sang nenek, H lantas menunjukkan sebuah gundukan tanah di belakang rumah.
Ternyata, sang nenek telah meninggal dan dikuburkan oleh H di belakang rumah tersebut.
Mengutip TribunSolo.com, hal tersebut pun dikonfirmasi Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo.
Ia mengatakan, penemuan mayat Narti Rini terjadi pada Minggu (16/7/2023).
"Korbannya NR (71) warga setempat," jelasnya, Senin (17/7/2023).
H menuturkan, kata Anom, bahwa sang nenek telah meninggal kurang lebih satu bulan karena sakit.
"Menurut pengakuan cucu korban yang berinisial H, neneknya meninggal kurang lebih satu bulan karena sakit. Lalu dikuburkan di belakang rumah itu," terang Kasi Humas.
Baca juga: Fakta Ritual Maut di Danau Kuari Bogor Tewaskan 3 Orang: Sembuhkan Anak ODGJ hingga Dalang Ditangkap
Ia juga mengatakan, sehari-hari, keluarga tersebut diberi makan oleh para tetangga.
"Hasil keterangan dari Puskesmas, korban diperkirakan meninggal dunia sudah lebih 1 bulan karena kondisi korban tinggal tulang belulang," jelasnya.
Jasad korban pun dievakuasi dan dimakamkan di tempat yang lebih layak.
Pihak keluarga korban juga tidak mempermasalahkan peristiwa tersebut.
Lurah Wuryantoro, Sucipto, pun membenarkan bahwa korban telah dimakamkan di pemakaman umum.
Mengutip TribunSolo.com, Sucipto mengaku tak mengetahui secara pasti bagaimana kronologi penemuan jasad Narti.
"Yang pertama mengetahui dikubur di pekarangan belakang itu Pak RT dan famili korban," jelasnya.
Ia juga mendapatkan informasi, bahwa H kini telah dibawa ayahnya.
Baca juga: Kasus Antraks Kembali Mencuat, Ini Cara Gibran dan Bupati Wonogiri Lakukan Pencegahan
Kata Warga Sekitar
Salah satu tetangga korban, Junarwan mengatakan, hal senada.
"Kalau yang pertama mengetahui kejadian itu Pak RT," ucapnya seperti yang diwartakan TribunSolo.com.
Ia menceritakan, biasanya korban sering duduk di depan rumah, dan telah lama tak terlihat.
Warga yang tinggal di sekitar rumah korban pun sering mengirimkan makanan untuk nenek dan cucunya.
Para tetangga pun mengaku kaget atas kejadian tersebut.
"Nggak ada bau. Makanya kami juga kaget," ujarnya.
Ia juga menceritakan, bahwa H sering menyuapi neneknya.
"Kalau makan ya didulang (disuapi) cucunya," pungkasnya.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti)