Namun, upaya W dan RD menyembunyikan tewasnya RTA gagal.
Potongan tubuh RTA berupa bagian kaki dan tangan kiri pertama kali ditemukan di Sungai Bedog perbatasan Kelurahan Bangunkerto dan Kelurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (12/7/2023), malam.
Setelahnya, polisi juga menemukan bagian tubuh lainnya, organ dalam usus, hingga kepala dan potongan tangan lainnya.
Meski demikian, hingga saat ini polisi masih terus melakukan pencarian terhadap potongan tubuh RTA yang lain.
Pihak Polda DIY pun mengimbau warga DIY untuk ikut serta membantu polisi.
Baca juga: Fakta Kos di Sleman Dijadikan Lokasi Mutilasi, Tetangga Tak Dengar Suara Mencurigakan
Wakil Dirkrimum Polda DIY, AKBP Tri Panungko, berharap warga DIY segera melapor apabila menemukan potongan tubuh korban atau mengetahui soal kasus pembunuhan terhadap R.
“Kami mengimbau seluruh warga DIY, apabila menemukan hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa ini, seperti potongan tubuh lainnya, silakan melapor,” ujar Panungko.
“Kalau ada masyarakat yang mengetahui peristiwa ini, bisa menjadi saksi,” imbuhnya.
Mahasiswa UMY Gelar Doa Bersama
Menyusul terungkapnya kasus pembunuhan terhadap RTA, mahasiswa UMY menggelar doa bersama di depan gedung Rektorat UMY pada Senin (17/7/2023).
Tak hanya berdoa bersama, mereka juga menyalakan lilin dan menabur bunga sebagai simbol kehilangan RTA.
Meski demikian, perwakilan dosen Fakultas Hukum UMT, Iwan Satriawan, mengungkapkan pihaknya masih meragukan apakah yang menjadi korban mutilasi benar RTA.
Karena itu, sampai saat ini pihak FH UMY belum merilis ucapan belasungkawa dan melakukan salat gaib.
"Sebagian masih ragu untuk salat gaib, tapi tadi sudah ada yang melakukannya. Kami lakukan setelah mendapat keterangan dari penyidik kepolisian," ujar Iwan kepada TribunJogja.com, Senin.