News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jumlah Korban Keracunan Makanan di Cimahi Bertambah jadi 336 Warga, Dirawat di Sejumlah Rumah Sakit

Editor: Abdul Muhaimin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi keracunan makanan. Jumlah korban keracunan makanan di Cimahi terus bertambah. Terbaru jumlah korban mencapai 336 orang.

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNNEWS.COM - Keracunan massal terjadi usai acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, Jawa Barat yang digelar pada Sabtu (22/7/2023).

Sebanyak 355 warga mengikuti acara reses tersebut dan sempat mengonsumsi nasi kotak yang diduga menjadi penyebab keracunan.

Polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus keracunan massal ini karena masih melakukan sejumlah penyelidikan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cimahi, pada awalnya korban keracunan itu hanya tercatat 268 orang.

Namun, jumlah tersebut terus bertambah dan pada hari Selasa (25/7/2023) total korban keracunan mencapai 336 orang.

Baca juga: Acara Reses di Cimahi Diduga jadi Penyebab Keracunan Massal, Anggota DPRD Kota Cimahi Buka Suara

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Dwihadi Isnalini, mengatakan, dari total 336 korban keracunan itu, 198 di antaranya masih menjalani rawat inap di rumah sakit dan sisanya menjalani rawat jalan dan sudah diizinkan pulang.

"Untuk pasien yang paling banyak dirawat di Rumah Sakit Dustira, sejak hari pertama itu ada 108 pasien dan di Mitra Kasih total yang menjalani rawat inap itu ada 42 orang," ujarnya saat ditemui di Perkantoran Pemkot Cimahi, Selasa (25/7/2023).

Kemudian untuk pasien yang dirawat di RSUD Cibabat, kata dia, tercatat ada 44 orang, dan di Rumah Sakit Kasih Bunda 4 orang, sedangkan untuk pasien di Rumah Sakit MAL hanya menjalani rawat jalan saja.

Dwihadi mengatakan, total jumlah korban keracunan tersebut sudah melebihi undangan yang hadir dalam kegiatan reses anggota DPRD karena ada pasien yang rawat jalan harus kembali dirawat akibat merasakan gejala lagi.

"Jadi misalnya pasien itu bergejala lagi saat sudah di rumah, harus ditangani lagi. Kondisi itu terjadi karena pada hari pertama mungkin gejala awalnya tidak berat dan sudah ditangani," ucap Dwihadi.

Kendati demikian, pihaknya memastikan hingga saat ini belum menerima laporan adanya korban keracunan yang mengalami gejala dehidrasi berat hingga harus masuk ke ruang perawatan ICU di rumah sakit.

Baca juga: Fakta Keracunan Massal di Cimahi, Ditetapkan Sebagai KLB, Nasi Kotak Reses DPRD Diduga jadi Pemicu

"Sampai sekarang, kalau pasien yang dehidrasi berat kami belum ada laporan. Jadi sejauh ini untuk proses penanganan rata-rata hanya diinfus saja," katanya.

Menurutnya, untuk pasien yang harus diinfus tersebut sebetulnya masuk kategori dehidrasi sedang, sehingga sampai saat ini belum ada pasien yang kondisinya sudah mengkhawatirkan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini