Muammar juga mengatakan, bahwa pihaknya telah mencoba berkomunikasi dengan pihak EO konser namun tanggapannya lambat.
Oleh karena itu pihak vendor pun akhirnya juga menghubungi keluarga pemilik EO terkait kelanjutan permasalahan ini.
"Sudah, karena slow respon kita langsung ke keluarganya," imbuh Muammar.
Saat ditanya terkait apa langkah selanjutnya, Muammar menyebut pihak keluarga pemilik EO telah menjanjikan akan memberi jawaban pada Sabtu besok.
Namun ia memastikan, bila tidak ada kejelasan maka pihaknya akan mengambil langkah hukum.
"Tergantung realisasi dan tanggung jawab. Jika belum ada kejelasan akan masuk proses hukum," terangnya.
Sampai saat ini Muammar masih belum mendapat kepastian termasuk soal kapan pelunasan pembayaran dilakukan oleh pihak EO.
Baca juga: Superman Is Dead Keluhkan Konser De Tjolomadoe di Karanganyar, Begini Jawaban Gibran
"Belum ada. Nunggu besok kepastian dari pihak keluarga EO. Mereka minta waktu sampe Sabtu," pungkasnya.
Muamar menjelaskan, pihaknya kini merugi dengan nominal mencapai Rp 500 juta lantaran batalnya konser Don't Stop Fest.
Rinciannya tidak lain adalah kerugian aset yang rusak karena kericuhan dan juga kekurangan pembayaran sewa sound system.
"Sudah saya buat rincian, kaya tenda-tenda, barikade alumunium impor, sama AC, dan miss event itu kita perkirakan Rp 400 juta," sebut Muammar.
"Belum, kekurangannya Rp 120 jutaan, jadi totalnya sampai Rp 500 jutaan," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Pegang Bukti Perjanjian, Vendor Sound Don't Stop Fest Desak Pembayaran Ganti Rugi Rp 500 Juta